Istigfar
Dengan Istighfar,Rizqi akan Mengalir
Read more
1 2 3 4 5
Selasa, 31 Januari 2012

foto dream land

Tips Hemat BBM saat Berkendara

Kamis, 05 Januari 2012

Pada awal April 2012 mendatang, pemerintah berencana mencabut subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Artinya, mobil pribadi dilarang untuk menggunakan bahan bakar jenis Premium lagi. Daripada berkeluh kesah tak ada habisnya, mari kita berusaha mencari solusinya dengan melakukan penghematan pemakaian BBM, agar tidak menguras isi kantong Anda:
1. Pengisian BBM pada Malam Hari. Jika Anda harus berangkat subuh karena ada meeting di pagi hari atau pulang larut malam karena harus kerja lembur di kantor? Manfaatkan saja kondisi ini untuk mampir ke SPBU. Konon, ternyata 1 liter bensin di waktu-waktu tersebut, lebih banyak dibanding kita membeli 1 liter bensin di siang hari. Mengapa? Karena suhu dingin di malam dan pagi hari membuat partikel bensin dalam keadaan rapat, sehingga volume yang kita dapat pun jadi lebih banyak.
2. Jangan Sampai kosong. Bila jarum fuel meter sudah berada di garis tengah, segeralah mampir ke SPBU terdekat untuk mengisi full tank. Sebab bila semakin banyak ruang kosong di tangki bensin, maka semakin besar kemungkinan bensin menguap di siang hari. Ibarat kolam kosong yang baru diisi, kotoran yang mengendap di bawah akan ikut terangkat dan mengotori mesin.

3. Hindari Musik Upbeat. Sedikit banyak, jenis lagu yang kita dengarkan saat mengemusi berpengaruh pada cara kita memainkan gas dan bermanuver. Lagu upbeat dinilai bisa membuat kita menjadi lebih agresif, layaknya jagoan di film-film aksi Hollywood, macam “fust and furious”! Sebaiknya hindari lagu-lagu dengan irama menghentak, pilihlah yang sedikit berirama slow atau dengarkan radio dengan pilihan lagu bervariasi. Cara lain, turunkan volume suara atau matikan saja tape mobil.
4. Dengarkan Suara Mesin. Di Kecepatan tinggi, biasanya bila jarum RPM (revolution per minute) melebih angka 3 dan mesin mobil akan terdengar menggerung, sebaiknya segera atur perpindahan gigi agar suara jauh M adalah 80-96 km/jam untuk di jalan bebas hambatan.
5. Hindari Overload Muatan. Traveling By Car atau tamasya bersama sejumlah rekan atau keluarga menggunakan mobil, biasanya membuat penuh mobil dengan barang-barang bawaan, sehingga mobil menjadi terbebani dan harus bekerja ekstra. Akibatnya kondisi ini bisa mengurangi aerodinamika mobil dan meningkatkan penggunaan bahan bakar hingga 5%. Bila memungkinkan, angkutlah barang atau penumpang secukupnya.
6. Matikan Mobil Saat Berhenti Lama. Bila mobil berhenti lebih dari 5 menit, baik di tepi jalan atau saat di traffic light, sebaiknya matikan mesin mobil. Sebab bensin akan terus dipakai walau mobil dalam kondisi diam sekali pun, apalagi dengan tetap menyalakan AC. Jadi, tak perlu lama-lama memanaskan mesin, 3 menit saja sudah cukup. Membiarkan mobil menyala dalam kondisi diam dalam lama juga akan menghasilkan polusi 20 kali lipat lebih banyak dibanding saat melaju dalam kecepatan 51 km/jam.
7. No Gadget Please! Selain keselamatan jiwa yang terancam, main gadget saat berkendara bisa mengancam keselamatan kantong. Kok bisa? Pasalnya, konsentrasi yang terpecah antara mengemudi atau membalas chatting bisa membuat irama mengemudi jadi tidak halus, penggunaan gas dan rem jadi tak terkendali secara teratur. Padahal, semakin sering kita injak pedal gas dan rem secara bergantian dengan irama cepat, berpengaruh terhadap konsumsi BBM.
8. Mengemudi Dengan Riang. Percaya atau tidak, hati riang membuat pengemudi jauh lebih sabar. Seakan ingin berbagi kebahagiaan, seseorang akan lebih banyak mengalah saat berpapasan dengan pengemudi lain dan memperlakukan mobil dengan lebih halus. Berbeda bila kita menyetir dalam keadaan stress, marah, atau kesal, kita jadi kurang sabar di jalanan sehingga gemar memainkan gas dan rem secara tidak beraturan, agar tidak diserobot pengemudi lain. Atau, melajukan mobil dengan kecepatan tinggi demi melampiaskan kekesalan. Nah, cara ini bisa membuat mobil kita mengonsumsi BBM lebih boros.
9. Gunakan AC Sewajarnya. Penggunaan AC, apalagi dengan pengaturan suhu paling tinggi membuat beban perputaran mesin semakin berat. Apabila sedang berjalan-jalan di daerah sejuk atau bensin dalam keadaan tiris, mematikan hemat, bisa membuat mobil lebih hemat BBM. Agar sirkulasi udara di dalam mobil berjalan, bukalah jendela saat memanaskan mobil. Agar lebih hemat, hindari menyalakan AC sesaat setelah mesin dihidupkan, tunggu hingga 4 menit.

Nanas, Pelangsing Tubuh


Nanas memang berpotensi menjadi tanaman obat. Menurut Dr. Setiawan Dalimartha dalam bukunya yang berjudul Atlas Tumbuhan Obat Indonesia,enzim bromelain dalam buah nanas berkhasiat sebagai antiradang, membantu melunakkan makanan di lambung, mengganggu pertumbuhan sel kanker, dan mencegah terjadinya penggumpalan darah (blood coagulation).

Kandungan serat nanas yang cukup tinggi, cocok mengobati sembelit. Makan buah nanas, sama artinya mengonsumsi obat pencahar (konstipasi). Efeknya, buang air besar yang tadinya tersendat, menjadi lancar kembali. Nanas juga cukup baik dikonsumsi oleh orang-orang yang sedang sakit. Dalam nanas terkandung zat-zat yang dapat meningkatkan penyerapan obat ke dalam tubuh.


Coba tebak apa persamaan buah nanas dengan pemain sepak bola dunia Ronaldo? Jawabannya sama-sama berasal dari negeri Samba, Brasil, dan punya keunggulan yang mengundang decak kagum. Nanas di luar negeri dikenal dengan sebutan pineaplle ini punya keunggulan yang patut diacungi jempol. Nanas bisa meluruhkan timbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Berkat nanas, tubuh yang semula gembul perlahan-lahan menjadi langsing dan singset.

Bukan cuma itu. Buah yang kulitnya dipenuhi sisik emas ini membuat sistem pertahanan tubuh menjadi lebih solid. Kandungan vitamin A, vitamin C, kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa,
sukrosa, serta, dan enzim bromelain yang tersimpan dan buah nanas merupakan peluru tangguh yang bisa meng-KO serbuan penyakit-penyakit serius, seperti tumor, aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), dan beri-beri.

Mengangkat sel kulit mati
Buah dan daun nanas bermanfaat pula membersihkan jaringan kulit yang mati (skin debridement). Sebuah percobaan yang dilakukan terhadap beberapa ekor tikus yang mengalami luka bakar memperlihatkan bahwa enzim dalam daun dan buah nanas dapat mengangkat jaringan kulit yang mati akibat luka bakar. Enzim ini terus bekerja sampai jaringan kulit yang sehat menampakkan diri.

Memetik Khasiat Nanas
Menurunkan berat badan
Sediakan 1 buah nanas yang tidak terlalu matang, kupas lalu cuci sampai bersih. Potong seperlunya, lalu jus atau parut, kemudian peras airnya. Agar air sari nanas diperoleh secara maksimal, peras dengan menggunakan potongan kain bersih. Minum air nanas sekaligus. Lakukan 2 kali sehari.

Sembelit
Pilih 3 buah nanas yang belum masak. Kupas dan cuci bersih. Parut atau jus, kemudian peras airnya. Minum air perasan nanas 2 kali sehari setelah makan. Masing-masing setengah gelas.

Radang tenggorokan
Sediakan 2 buah nanas masak. Kupas kulitnya, cuci sampai bersih, potong seperlunya, kemudian parut atau dibuat jus. Peras airnya. Minum 3 kali sehari, masing-masing 1/3 bagian.

Kembung atau rasa penuh di perut karena pencernaan terganggu
Minum jus nanas sekitar 30 menit sebelum makan. Lakukan 3 kali sehari sekitar masing-masing sebanyak 1/2 gelas (150 cc).

Cacingan
Pilih 1 buah nanas muda. Kupas lalu cuci sampai bersih, kemudian bilas dengan air masak lalu parut. Peras dan saring air parutan. Minumkan sedikit demi sedikit pada anak yang menderita cacingan.

Ketombe
Sediakan 1/2 buah nanas yang sudah masak. Kupas kulitnya, parut, peras lalu saring airnya. Tambahkan perasan 1 jeruk nipis ke dalam air nenas. Aduk rata. Kemudia gosokan pada kulit kepala yang berketombe. Lakukan sebelum tidur dan keramaslah keesokan harinya. Lakukan 2-3 kali dalam seminggu.

Radang kulit (Dermatitis)
Sediakan 1/2 buah nanas yang sudah masak. Kupas, cuci bersih, lalu parut. Gosokkan pada bagian kulit yang sakit. Lakukan pada malam hari menjelang tidur. Biarkan semalaman dan cucilah pada esok hari.

Luka bakar, gatal, bisul
Ambil beberapa helai daun nanas, cuci sampai bersih lalu tumbuk hingga halus. Balurkan pada bagian kulit yang sakit.

Keseleo atau Memar
Sediakan 1 buah nanas matang, kupas, cuci bersih, potong-potong seperlunya. Jus potongan nanas tadi, dan minum airnya sekaligus.

Efek samping nanas
Tidak semua orang bebas mengonsumsi nanas. Buah yang satu ini mempunyai efek samping

  1. Menggugurkan kandungan Nanas muda berpotensi sebagai abortivum atau sejenis obat yang dapat menggugurkan kandungan. Makanya, nanas sering digunakan untuk mengatasi haid yang terlambat. Wanita hamil disarankan untuk tidak mengonsumsi nanas muda.
  2. Memicu rematik Di dalam saluran cerna, buah nanas terfermentasi menjadi alkohol. Ini isa memicu kekambuhan rematik gout. Ini bisa memicu kekambuhan rematik gout. Penderita rematik dan radang sendi dianjurkan untuk membatasi konsumsi nanas.
  3. Meningkatkan gula darah Buah nanas masak mengandung kadar gula yang cukup tinggi. Penderita diabetes sebaiknya tidak mengonsumsi nanas secara berlebihan.
  4. Menimbulkan rasa gatal Terkadang sehabis makan nanas segar, mulut dan lidah terasa gatal. Untuk menghindarinya sebelum dimakan, rendamlah potongan buah nanas dengan air garam.

Sumber: human health

Keutamaan Ber Istighfar

Rabu, 04 Januari 2012



Muhammad Shalih Al-Khuzaim dalam bukunya Shifat Shalat Qiyamullail, menjelaskan bahwa istighfar merupakan penutup amal saleh, penutup shalat, haji, puasa, dan juga penutup majelis. Istighfar berfungsi untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang diperbuat selama melaksanakan ibadah tersebut. Selain itu, istighfar juga sebagai penyebab utama mendapatkan ampunan Allah SWT.

Karena itu, setiap Muslim hendaknya memperbanyak istighfar dalam berbagai kesempatan. Minimal mengucapkan: Astaghfirullah, Rabbighfirli, Allahummaghfirli, dan yang lainnya. Melalui istighfar tersebut seseorang akan memperoleh banyak keutamaan.

Pertama, dihapus kejelekannya dan diangkat derajatnya. "Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS An-Nisa' [4]: 110).

Kedua, dilapangkan rezeki, anak, harta, dan penyebab turunnya hujan. "Maka Aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?" (QS Nuh [71]: 10-13).

Ketiga, ditambah kekuatannya. "Dan (dia berkata): 'Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa'." (QS Hud [11]: 52).

Keempat, dilenyapkan dosanya. Setiap dosa meninggalkan noda hitam pada hati. Noda hitam bisa lenyap dengan melakukan istighfar. "Sesungguhnya bila seorang Mukmin melakukan satu dosa, pada hatinya timbul satu noda hitam. Bila dia bertobat, berhenti dari maksiat, dan beristighfar, niscaya mengilap hatinya." (HR Ahmad).

Kelima, dimudahkan segala urusannya. "Barangsiapa membiasakan diri untuk beristighfar, Allah akan memberikan jalan keluar baginya dari setiap kesulitan, akan memberikan kebahagiaan dari setiap kesusahan, dan akan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (HR Abu Daud dan Ibnu Majah).

Untuk itu, ketahuilah, dalam sebuah atsar disebutkan bahwa, "Sesungguhnya Iblis pernah berkata: 'Aku membinasakan manusia dengan dosa, dan mereka membinasakanku dengan La Ilaha Illallah dan istighfar'." Wallahu a'lam.

Tip Sehat Buah Pisang

Pisang Sejuta Manfaat.
Jika anda cermat memperhatikan, asupan gizi yang menjadi favorit kebanyakan atlet tenis dunia adalah pisang! Ya, pisang menjadi penyelamat bagi mereka. Pisang mempu dengan mudah diserap tubuh dan mengembalikan energi puncak mereka.

Secara umum, kandungan gizi yang terdapat dalam setiap buah pisang matang adalah sebagai berikut: kalori 99 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 25,8 miligram (mg), serat 0,7 gram, kalsium 8 mg, fosfor 28 mg, besi 0,5 mg, vitamin A 44 RE, Vitamin B 0,08 mg, Vitamin C 3 mg dan air 72 gram.

Kandungan buah pisang sangat banyak, terdiri dari mineral, vitamin, karbohidrat, serat, protein, lemak, dan lain-lain, sehingga apabila orang hanya mengonsumsi buah pisang saja, sudah tercukupi secara minimal
gizinya.

Pilih Pisang Berkualitas Terbaik!
Pilihlah pisang yang sudah matang, yang kulitnya hijau kekuning-kuningan dengan bercak coklat atau kuning, sebab ini akan mudah dicerna, dan gula buah diubah menjadi glukosa alami secara cepat diabsorbsi ke dalam peredaran darah, pisang yang mentah akan sulit dicerna.

Berbagai Manfaat Pisang

Sumber Kekuatan Tenaga
Buah pisang dengan mudah dapat dicerna, gula yang terdapat di buah tersebut diubah menjadi sumber tenaga yang bagus secara cepat, dan itu bagus dalam pembentukan tubuh, untuk kerja otot, dan sangat bagus untuk menghilangkan rasa lelah.

Manfaat untuk Ibu Hamil
Pisang juga disarankan untuk dikonsumsi para wanita hamil karena mengandung asam folat, yang mudah diserap janin melalui rahim. Namun, jangan terlalu berlebihan, sebab satu buah pisang mengandung sekitar 85-100 kalori.

Manfaat bagi Penderita Anemia
Dua buah pisang yang dimakan oleh pasien anemia setiap hari sudah cukup, karena mengandung Fe (zat besi) tinggi.

Manfaat bagi Penyakit Usus dan Perut
Pisang yang dicampur susu cair (atau dimasukkan dalam segelas susu cair)dapat dihidangkan sebagai obat dalam kasus penyakit usus. Juga dapat direkomendasikan untuk pasien sakit perut dan cholik untuk menetralkan keasaman lambung.

Sebuah pisang dihidangkan sebagai pertahanan terhadap inflamasi karena Vitamin C dapat secara cepat diproses. Ia mentransformasikan bacillus berbahaya menjadi bacillus yang bersahabat. Dengan demikian, keduanya akan tertolong.

Pure pisang ataupun krim pisang (seperti untuk makanan bayi), dapat dikonsumsi oleh pasien yang menderita diare.

Manfaat bagi Penderita Lever
Penderita penyakit lever bagus mengonsumsi pisang dua buah ditambah satu sendok madu, akan menambah nafsu makan dan membuat kuat.

Manfaat bagi Luka Bakar
Daun pisang dapat digunakan untuk pengobatan kulit yang terbakar dengan cara dioles, campuran abu daun pisang ditambah minyak kelapa mempunyai pengaruh mendinginkan kulit.

Manfaat bagi Diabetes
Pada masyarakat Gorontalo (Sulawesi Utara), jenis pisang goroho yakni pisang khas daerah setempat, merupakan makanan tambahan/pokok bagi orang yang menderita penyakit gula/diabetes melitus, terutama buah pisang goroho yang belum matang, kemudian dikukus dan dicampur kelapa parut muda.

Pisang dan Kecantikan
Bubur pisang dicampur dengan sedikit susu dan madu, dioleskan pada wajah setiap hari secara teratur selama 30-40 menit. Basuh dengan air hangat kemudian bilas dengan air dingin atau es, diulang selama 15 hari, akan menghasilkan pengaruh yang menakjubkan pada kulit.

Pisang untuk Mengatur Bobot Badan
Pisang juga mempunyai peranan dalam penurunan berat badan seperti juga untuk menaikkan berat badan. Telah terbukti seseorang kehilangan berat badan dengan berdiet 4 (empat) buah pisang dan 4 (empat) gelas susu non fat atau susu cair per hari sedikitnya 3 hari dalam seminggu, jumlah kalori hanya 1250 dan menu tersebut cukup menyehatkan.

Selain itu, diet tersebut membuat kulit wajah tidak berminyak dan bersih. Pada sisi yang lain, mengonsumsi satu gelas banana milk-shake dicampur madu, buah-buahan, kacang, dan mangga sesudah makan, akan menaikkan berat badan.

Khasiat Lainnya
Dalam "Medicinal Uses of Bananas" (www.banana.com, 2002) menyebutkan, bahwa pisang mempunyai manfaat dalam penyembuhan anemia, menurunkan tekanan darah, tenaga untuk berpikir, kaya serat untuk membantu diet, kulit pisang dapat digunakan sebagai cream anti nyamuk, membantu sistem syaraf, dapat membantu perokok untuk menghilangkan pengaruh nikotin, stres, mencegah stroke, mengontrol temperatur badan terutama bagi ibu hamil, menetralkan keasaman lambung, dan sebagainya.

Tanaman pisang secara genetis dapat menghasilkan vaksin yang murah dan sebagai alternatif untuk pertahanan anak dari serangan penyakit. Para peneliti sedang mencoba dari pisang untuk memproduksi antigen untuk coating Virus Hepatitis B. Apabila vaksin Hepatitis B tersebut berhasil akan menjadi sangat murah.

Peneliti lain mengembangkan pisang yang dapat membantu dalam melawan penyakit campak/cacar air, penyakit kuning, polio, dan dipteri. Saat ini, peneliti telah mencoba pada relawan, di mana diperlihatkan 10 persen tekanan darah turun dengan mengonsumsi dua buah pisang setiap hari.(iis)
Sumber: PdPersi

Biolane Kang Herman Rusak

Selasa, 03 Januari 2012


JAN kaya ora ngrungokna tangisane Kang Herman, Pak Satpol langsung nggeprakna biola maring tembok. Prakkkkk…..praaang, biolane remuk dadi lima, senare pedot kabeh. Wong sing neng ruangan Satpol PP pada meneng kabeh.
Kang Herman nangis ngguguk karo nuturi remukane biola. Jan remuk temenan. Iloken bisa didandani apa ora yah?
Matane Pak Satpol esih mecicil. Kang Herman ora wani madepi. Tangne terus nuturi pecahan biola. Gagange tugel dadi loro. Bokonge biola pecah, teripleke remuk, senare pada pedot.
” Mulane aja bandel, kueh rasakna, jajal arep nggolet duit karo apa maning. Mulane aja gemagus nglawan aparat….dasar wong ora mangan gendeng sekolahan ya kaya kue..” Pak Satpol oleh ngomong karo muncrat muncar idoeh.
“Terus niki pripun nasibe kulo pak,” Kang Herman ngedumel tapi raine ora wani ngadep.
” Lha ya urusane koe, ujare inyong embahmu apa. Nganah pada bubar, ngotori kantor kiye tok,” Pak Satpol karo nendangi bokonge gelandangan ,pemulung dan pengemis.
“Pak biasane kula nek ditangkep terus diwei rames. Kula dereng madang apak,” Yu Dakem, pemulung sing lagi mbopong bocah umur setahun mereki Pak Satpol.
” Kyeh panganen nganti entong ya kena,” Pak Satpol sing nganggo topi abang njejelna kertas ning cangkeme Yu Dakem. Yu Dakem kejengkang, anake ucul sekang gendongane. Anake tiba, nangis nggauk nggauk.
Kang Herman nggendong bocah cilik sing tiba nganti ndase mlenong kue. Untunge nangise ora sue, sebab Kang Herman terus ngeyun eyun karo ditembangi  bapak pucung.
Kang Herman karo gelandangan liane lunga sekang Kantor Satpol PP. Wetenge kemriyik kencoten. Arep ngamen wis ora due alate. Biolane babar blas ora bisa dienggo. Kang Herman mandeg ning arep warteg. Weruh wong pada mangan katon enak temen. Gulune clegak cleguk ora karuan.
” Jan wis ngadeg sejam ning kene ora ana wong nawani madang,” ujar ning atine Kang Herman. Malahan ana wong sing ujug ujug ngusir Kang Herman. ” Pak tolong jangan disini, bau,” bocah nom sing nganggo jaket ireng mbentak Kang Herman.
Kang Herman terus lunga nyusuri trotoar. Sandal jepite sing selenan kue sijine wis bolong . Mulane lagi ganu murug paku nganti getieh mancur mancur.
Kang Herman lagi mikir priwe carane supaya biolane bisa disambung disambung maning. Njagong neng arep toko musik, wetenge Kang Herman tambah kemriyik. Biasane lagu kroncong monine sekang biola kesayangane kue. Tapi siki malah krungne sekang weteng. Kang Herman meh semaput. Bumine krasa peteng…(ana sambungane)

Dadi Lurah Pancen Ora Gampang

Senin, 02 Januari 2012

Beritane metenge Menik wis kabeh wong ngerti. Wong sing ada ning pojok kidul butul pojok lor kabeh padha wis ngerti kabeh. Saben-saben ana wong padha petan padha takon-takon karo medhek-medhek penasaran sapa jane sing metengi Menik. Tapi kabeh wong padha ora ngerti sapa sing pasti. Biyunge Menik bae ora ngerti apa maning wong liya. Tapi sing pasti diantara bocah lima termasuk Jano sing padha metengi Menik.
Metenge perawan desa kayak Menik pancen nembe bae kelakon ning desa Wadaskelir. Meteng sedurunge ngijab tumrape wong ndesa pancen ora pantes. Wong dukuh Kemukus pancen termasuk wong ‘abangan’ sing artine maring nglakoni sarekat agama urung jero nemen. Nek dietung karo kalkulator wong sing gelem sembahyang pancen esih sepethit. Lewih akeh wong sing gelem padha buru blacan, nggarangan karo celeng go dipangan keluarga. Sing ngingu asu juga esih akeh.
Pancen sing akeh sing abangan nanging angger masalah keguyuban, wong Wadhaskelir aja ditakoni. Ramah tamah, guyub rukun wis dadi wateke wong dukuh Kemukus. Apik maring tangga teparo kuwe lewih diutamakna. Ora mung kuwe thok, kelakuwan jinah kuwe banget disengiti banget dening wong Dukuh Kemukus.
Mulane anggaer masalah meteng sedurunge ngijab, pinemune wong Dukuh Kemukus pancen esih arang. Arang srendang malah. Mulane angger ana wong sing meteng sedurunge nikah mesthi bakale dadi kembang lambe terus mesthi olih piwales sekang pamong desa ning kono.. Termasuk kasus metenge si Menik.
Warta metenge si Menik wis krungu maring kupinge Lurahe. Lurahe olih lapuran sekang Pak Bau Sadu. Lurahe sing ning jero kantor banjur nyekel bathuk mertandhani mikir. Pitakonan sapa sing kudu tanggung jawab maring Menik uga ana ning pikirane Lurahe. Tumrap sebagai pemimpin wargane, wis tugas Lurah kudu golet pinemu sing bisa ngudhari kebundetan masalah mau. Tapi pancen, bundhetan sing dialami dening Menik pancen mbingungake.
“Nek wis lahir anake Menik si wis madan lumayan artine. Ana gambaran angger anake Menik kuwe mirip karo sapa. Lha angger persis bulud kaya Jano ya berarti anake Jano. Tapi ya ora mesthi juga ya” Lurahe takon maring awake dhewek, mikir dewek ning kantor desane.
Lurahe Jayamanggala pancen urung suwe dadi lurah. Awale Jayamanggala mikir angger dadi lurah kuwe mesthine kepenak. Sedurunge dadi lurah, Jayamenggala mikir kayane bangga, marem atine angger diundang Pak Lurah deng wong liya. Jayamenggala sering mbayangna angger dadi lurah mesthi duwite akeh, sebabe akeh bantuan mudhun sekang pemerintah ndhuwur maring ndesa. Jebule ora segampang sing dibayangna. Bantuan sekang ndhuwur siki pancen wis mulai kenceng pengawasane. Kepengin ngeleg duwit seperak rongperak utawa serini bae kudu gawe laporan pertanggung jawaban. Mergane sewektu-wektu ana anak buahe KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) teka maring desa. Urung maning, siki akeh wong dadi wartawan, wah bisa lewih rame maning desane.
Lagi mikir mbalekna utang sewektu nyalon lurah bae urung lunas.  Bengkoke lurahe sing separo malah esih manjleb go balekna utang sing akeh sewektu nyadhoni awake njago lurah.
Malah siki kondangan labuh akeh. Wirang angger dadi lurah ora sregep kondangan maring wargane. Wis sregep kondangan bae seneng dadi omongan. Dadi lurah kuwe kudu njagani wargane supaya bisa ndeleng tumindak awake apik terus. Kondangane lurah kuwe juga kudu beda karo pamong desa biasa. Angger lurah kondangane paling sethithik kudu Rp 20 ewu. Angger ora, mesthi bar si Dadap bubar kondangan mesthi ana krungu kabar sekang pojok kidul desa butul lor pojok desa. Omongan lurahe kondangan mung Rp 5 ewu. Jan mesthine kaya kuwe. Padahal nek dietung sekang pilihan lurah Jayamenggala nembe enem wulan dadi lurah.
“Jebul nembe enem wulan dadi lurah, siki malah ketemu karo masalah sing gawe puyeng. Masalah wadonan, masalah Menik sing dimetengi wong ora genah” pikirane Jayamenggala ngomong sewektu dheweke lagi njagong ning pendhopo umah blabag sing anyar. Untung si Juminah, bojone lurahe sering teka nglipur kesusahane lakine. Pancen begja si Jayamenggala, Juminah pancen rupane ayu, manut tur gelem susah bareng urip karo Jayamenggala.
“Pancen Mas, dadi lurah ora gampang” Juminah nylemod nyambi ngladheni segelas teh kroncong klangenane Jayamenggala. Pancen Juminah kaya wis langsung ngerti angger lurahe lagi mikir masalah metenge si Menik. Ngomonge si Juminah pancen nentremaken puyenge Lurahe. Apamaning angger Juminah ngguyu, wah Lurahe tambah adhem. Lesung pipine Juminah pancen bisa madhangna peteng pikiran lurahe. Omongane Juminah sing mung lulusan MTs jebule sering ngudhari bundhet masalahe bojone. Mung siji thok sing siki urung bisa dilakoni Juminah, Melu aweh duwit go nyaur njago lurahe Jaya Menggala. Tapi pancen nyaur utang kuwe kewajibane dhewek Jayamenggala sing jago lurah ganu.
“Jum, angger kabeh wong wadon kaya ko tah. Kayane dunya ora mumeti ya Jum?”lurahe langsung ngomong maring Juminah sing nembe bae ngladheni teh kroncong. Juminah sing mbatiri njagong ning jejere lurahe mung mesem karo takon.
“Kepriwe sih Mas” Juminah takon penasaran maring sing lanang. Watake wong wadon pancen terus penasaran maring wong lanang sing dhemen gawe teka-teki.
“Tapi angger akeh bocah kaya Menik ya mbingungake. Untung aku duwe ko. Sewu Menik kalah deng siji Juminah” omongae lurahe selot nambahi gawe penasaran Juminah. Akhire lurahe nyritakna perkarane si Menik sing urung jelas meteng deng sapa maring bojone.
“Jum, kira-kira jabang bayi sing ana neng wetenge Menik kuwe anake sapa ya Jum. Mbok ko tah wong wadon lewih awas ndelengna wong wadon. Jerene wong wadon kan naluri karo perasaane lewih landep daripada wong lanang. Mbok ko duwe pinemu sing apik aku diwei ngerti” lurahe nambahi takon maring Juminah bojone. Juminah sing dadi bojone, domongi lurahe kaya kuwe tambah mongkog atine. Awake ngrasa kanggogawe dadi bojo lurah Jayamenggala. Pancen dadi bojo lurah kudu bisa tukar pikir, tukar pikiran syukur tukang kawruh. Awake ngrasa yen sekolahe karo mondhoke nggone Kyai Lebe kanggo gawe. Dheweke sadar karo eling, pancen dadi bojo lurah kuwe udu mung ayu thok. Ayu thok pancen ora cukup.
Sedurung Juminah ngomong mangsuli pitakonane Jayamenggala sapa bapane jabang bayi ng wetengane Si Menik, krungu suwara adzan ning tajuge Kaki Reksa. Suwara adzane pancen jelas krungu. Suarane jelas suwarane kaki-kaki. Lagune ngreal-greol, tur nafase ya cendhek-cendhek karo pedhot. Sing sering krungu adzan ya mung Kaki Reksa sing umahe ning arep Tajug kae. Padahal ning kono akeh bocah nom.  Nanging wis suwe ora krungu bocah enom padha gelem adzan ning Tajuge Kaki Reksa.
Padahal jaman ganu cilike Jayamenggala padha rebutan adzan karo bathire. Jayamenggala sering rebutan adzan Sanpura wektu cilik. Tapi siki ora ana bocah rebutan adzan. Anane siki bocah padha rebutan wadhonan. Mulane ora gumun ana kasus kaya sing dilakoni si Menik. Pikirane Jayamenggala kebek jipek, ngundhung-ngundhung.
“Mas, sembahyang disit yuh. Wis wektune asyar kiyeh” Juminah mbuyarna lamunane Jayamenggala.
“Iya Jum. Jum, siki jaman wis pancen edan ya Jum” Jaya menggala menyat sekang jagongan nyambi nggandheng Juminah sing ngguyu mesem ngerteni bojone sing dadi lurah mikirna perkarane si Menik.
“Mulane kudu padha Eling Mas, Kon padha eling ayuh sembahyang dhisit. Nyembah maring Hyang akarya Jagat supaya padha eling. Perkara Menik meshtine mengko toli ketemu dalan metune” sepisan maning omongane Juminah gawe bombong Jayamenggala.
“Untung aku duwe bojo kaya ko ya Jum. Ngger aku duwe bojo kaya Menik. Jan kaya ngapa mumete. Juminah pancen ora ayu thok, tapi pinther mbombongna karo madhangna pikirku” sepisan maning Jayamenggala ngrayu Juminah.
“Wis lah, olih nggombal. Gari wudhu koh ayuh maring mburi. Aja ngasi gepokan maning mengko batal ora sembahyang-sembahyang malah” Juminah ndhorong Jayamenggala sing arep kepengin nggandheng terus tangane Juminah sing alus.
Seuwise adzan, krungu maning suwara serake Kaki Reksa lagi puji-pujian Ayun-Ayun Badan. Ora rampung-rampung. Wis dadi kebiasaan angger puji-pujiane Kaki Reksa kuwe dawa tur suwe. Tapi jebule dawane puji-pujian ora njamin wong sing padha ditunggu sembahyang jamangah bareng akeh sing teka.
Pancen jaman edan!
Sewise sembahyang Jayamenggala olih wangsit sekang Gusti Alloh. Sebagai Lurah, dheweke akhire duwe rencana arep musyawarah karo pamong desa liyane. Musyawarah go ngrembug solusi masalahe sing dialami Menik. Aja ngasi kedadian sing dialami Menik kedadian maning.
———————–
BERIKUT EPISODE 01/ SEBELUMNYA:
Jaman Edan
Episode 001: Sapa Sing Metengi Menik?
Suara orong-orong, gasir, jangkrik campur dadi siji ning wengi kiye. aku lagi dewekan ng ngarep Laptop, komputer gepeng sing gemiyen mung bisa teksawang sekang tivine tanggane. Suasana desaku kawit ganu tetep padha. Sepi. Neng ngarep umahku pancen ana esih ana gombol pringe. Tapi siki kari pring wulung. padhahal ganu ana pring petung karo pring tali. angger mangsan baratan utawa grubugan ngarepku rame. Wit pring padha greksekan. Moni tulat tulit. Bar kuwe wong sing padha liwat ngarep umahku padha kedhik kegatelen kenang lugut.
“Lugut-lugut dadi rambut” yah kaya kuwe moni mantrane supaya tangan sing gatel ora gatel deng lugut. Tangane nuli diusapna maring sirah sing ana rambute.     Ana maning ning wengi kiye ana suwara manuk buwek.Kuk Kuk kuk. Monine kaya kuwe. Jerene angger ana manuk buwek moni, kuwe tandhane lagi madani wong lagi meteng. Padhahal angger dideleng-deleng ng grumbule inyong wong wadone wis padha tuwa-tuwa. Dadi katone ora mohal retung angger ana wong tuwa meteng maning.
Banjur inyong dadi duwe penemu sing aneh. Apa mungkin sing bocah perawan kae lagi meteng ya?Tapi kan esih perawan. Ora mungkin? Berarti tiru karo Siti Maryam, Biyunge Nabi Isa mungkin yah. Tapi angger Siti Maryam kuwe kan rajin maring tajug. Tapi bocah perawan kae malah ora tahu ngambah tajug. Apa maning ngambah, ngambung banone tajug bae embuh?Wah apa ya ndean angger wong ndesa, bocah ndesa ya padha melu ngedan kaya sing padha katon ning tivi kae ya?
Lah aku ora ngerti bab sing kaya kuwe. Ning wengi kye aku malah krungu maning wong lagi tandakan slawatan nganggo terbang karo calung. Terbang karo calung kuwe sing nabuhi ana Kaki Muklas, Kaki Tir, Kaki Tarsam, Kaki Maun lan sapunanggalane. Terbang kuwe rupane kaya genjring tapi lewih gedhe tapi angger calung kuwe jerene singkatan sekang carangan pring wulung. Pring sing ana ning ngarep umah rama biyungku kawit ganu.
“Wong tandhakane deneng selot suwe selot rosa ya Ram?” Bapane inyong nylemod sekang senthong. Bapane inyong pancen wong wis kesel tur madan ngedhapan angger kon ndeleng terbangan calung sing digabung kae. Tapi jere ganu malah pernah dadi niyaga wektu esih ana dalang sekang kene. Dalange Pak Irsan. Tapi kuwe ganu. Ganu banget tahun 70 an jerene. Inyong sing dadi anake ya urung-urunga lahir. Padha gendhakan bae bapa biyungku ya urung.    Manuk buwek sing moni ning perek dhuwur umahku esih moni bae. Dadi manuk pegaweane pancen mung ngoceh thok. Pancen manuk buwek kae ya olih ngoceh ora mandheg-mandheg. Wong janetah ya padha ruwing ngrungu suwarane tapi anehe ya dijorna bae. Dasare ya lagi padha rungsing sebabe kakehen wong mbarang gawe ning wulan akhir tembe utawa robi’ul akir kiye. Akeh wong padha kawinan, bocah nom-noman wis padha mbojo.
“Si kae tah mbok anu meteng disit mulane dadi dikawina disit” mbok Ciweng ngomong maring mbok Pur lagi petan ning arep umahku mau awan. Aku sing lagi nggarap tugas sekolah ning umah ya krungu banget angger ana ibu-ibu padha jagongan. Angger padha jagongan mesthi sing akeh-akeh ya nggrendhengi wong. Senajan sing degrendhengi kuwe pancen barang nyata, barang keton ning ngarepe mata mendonong.
“Anu si kae bocah ikuh anu meteng disit deng kae bocah lanang anake si Anu ya?Buktine angger malam minggu sering lunga-lunga dolan mbuh maring ngendi? Dasar bocah siki domongi wong tuwa madan angel. Kon aja njagong ning arep lawang bae padha jawal. Angger penginyongan toli ganu lagi esih nom padha manut maring wong tuwa. Domongi mbok dilamar balik, ya langsung mbesingsat lunga mlebu ngumah, ora jagongan maning ning arep lawang” mbok Darwen cerita maring mbok Ciweng sing lagi dipetani. Pancen mbuh keprimen, senajan wis akeh sampo tapi rambute mbok Ciweng tetap akeh tumane bae. Mulane sering prentah Mbok Darwen kon metani, dikon goleti kor karo lingsa. Angger lingsane ketemu banjur digeget. Klethus monine ya, mantep retung. Tapi angger olih kor utawa tuma deweke langsung digites nganti moni aos.
Mbok Darwen karo Mbok Ciweng terus crita sing mau. Jerene mbok Ciweng, bocah prawan sing mau kuwe seneng lunga klayaban wengi. Gelem dijak lunga-lunga deng gendhakane. Pancen gendhakane malah jerene akeh. Mulane banjur krungu, wis telung wulan ora metu getih abang wong tuwane padha rungsing. Banjur si bocah prawan mau ditakoni deng kaki Miarta. Karo sapa anak wadone kuwe padha dolanan nek wengi. Terus sapa sing gawe anak wadone meteng. Si Menik jeneng anak wadone kuwe urung gelem ngaku. Nganti pirang dina malah ndekem bae ning kamar. Karuan tanggane ya padha nggrendhengi.
Si wong tuwane Menik tambah rungsing. Akhire diundangna Kaki Tibi kon nyuwuk, kon adhem. Akhire si Menik kuwe gelem metu sekang senthonge. Banjur si Menik ditakoni deng sapa deweke dimetengi. Si Menik mung bisa gedhek-gedhekna sirah. Kaki Tibi takon maning tapi si Menik gedhek maning. Wong tuwa lorone tambah koleng weruh anake ora genah kaya kuwe.
Mbekayu Jam sekang njaba langsung mlebu geblus maring umah penasaran. Terus deweke takon maring si Menik. “Nduk, sing dadi gendhakanmu kuwe sing bener sapa jane?si Karyo apa si Jano apa si Darkam? Mengko dadi genah sapa sing metengi kowe?Terus anakmu mengko kuwe sapa?” takone Mbekayu Jam nganti centhok melok ning ngarepe wong tuwa lorone Menik karo Kaki Tibi. Pancen Mbekayu Jam sering menangi angger Menik digawa bocah lanang. Mbekayu Jam sering niteni kapan wayah si Menik mangkat karo si Menik mulih.
Ditakoni Mbekayu Jamilah, Menik malah langsung nangis ning pangkon Mbok Jayem biyunge. Nangise Menik nambah ora nggenahi sebab masalahe. “Ditakoni sapa sing metengi malah nangis. Jawab salah sjine bocah lanang sing metengi kowe. Mengko dadi genah sapa sing kudu tanggung jawab maring awakmu kuwe. Sapa sing kadu gelem dadi bapa sekang jabang bayi ning wetengmu kuwe?Mulane dijawab?” Mbekayu Jamilah sing pancen tegas nakoni Menik.
Sesuwen-suwen si Menik sing umure nembe 16 tahun kuwe malah nangis terus ning pangkone Biyunge. Kaki Tibi mung bisa gawe japa mantra disemburna maring banyu sing njikot sekang jembangan mburi. Bapane Menik, Kaki Miarta malah lagi lunga maring belik golet banyu maning go adem-adem Menik. Tapi kabeh mau ora bisa ngademna permasalahan sing lagi diadhepi.
Banjur ditelusuri suwe-suwe akhire Menik gelem ngaku sapa sing metengi awake dhewek. Tapi banjur wis crita, malah tambah gawe bingung sing ngrungu.  Ceritane si Menik sing bocahe pancen ayu menthili kuwe pancen disenengi bocah akeh. Tapi sing disenengi Menik kuwe mung siji, sing dadi gendhakane dhewek. Sing dadi gendhakane si Menik kuwe si Jano. Dadi kesimpulane wong tuwane Menik, Menik kuwe dimetengi deng Jano.
Si Menik banjur ditakoni kedadian sing sebenere. Banjur Menik crita awake dewek. Sijining dina Menik dijak Jano lunga maring curug sing go plesiran. Awan dina minggu tepate. Menik mbonceng vespane Jano butul gon plesiran mau. Banjur ng kana Jano ketemu batire, ana bocah papat. Terus padha crita-crita, trus padha medang-medang. Jebule sing go medang kuwe anu banyu ciu sing mendhemi. Si Menik ya sing ora ngerti melu nginum. Lah kuwe wektu mendhem kuwe mau kedadian sing gawe meteng si Menik kedaden.
Tapi sing mbingungaken Menik karo keluwargane, pengrasane Menik sing nyenengi Menik waktu kuwe udu mung Jano thok. Kabeh batire Jano sing bocah lanang papat mau juga melu ngrasakna awake Menik. Kuwe artine si Menik kuwe digilir deng bocah lima. Merga isin, seuwise kedadian kuwe Menik meneng bae. Tapi jebule wetenge si Menik selot suwe selot mlekenthus, ertandani deweke meteng. Siki sing dadi bingung Menik karo keluwargane, sapa sing kudu tanggung jawab maring awake Menik?Jano apa kancane sing papat? Padahal berita metenge si Menik kuwe wis nyebar, apa maning saben wengi manuk buwek kae terus bae moni madani Menik.(BERSAMBUNG)

Dopokan Jajanan Banyumasan Kambi Kang Fajar Sopsan

Oleh Hari Ngapak
Warga ngapak-ngapak akeh sing wis padha tepung karo Kang Fajar Praptono, salah sijine personel Grup “Sopsan Gitu Loh” (liyane Gope Sopsan karo Soto Sopsan), sing sedina-dinane mulang neng SDN 2 Pernasidi Cilongok, sing lewih kondhang karo paraban Fajar Sopsan.
Dheweke warga Praketa sing manggon neng Perumahan Tanjung Elok, kondhang makonang-konang neng tlatah ngapak-ngapak lantaran tembang-tembang guyonan Banyumasane sing debarungi kambi irama dhangdhut. Album VCD sing wis dibabarna: Narkoba (2004), Badha-Wawawa (2005) karo Koplak Bis Purwokerto (2007). Tembang-tembang sing kesohor kaya dene Wil Gentawil Gek, Nonton Lengger ksp (karo sepenunggale) Wonge pancen jan, mbanyumaaas buanget!
Dheweke bungah banget angger deaseng dopokan bab budhaya Banyumas. Merga inyong kerenteg banget kepingin dopokan bab kuliner khas Banyumas, dina Rebo tanggal 16 Desember 2009 ba’da maghrib, inyong merdhayoh meng umahe.
“Dhog, dhog, dhog…. Kula nuwun,” rikala kori umahe tek dhodhog-dhodhog, wong lanang gering aking sing kayonge kambi kluargane nembeke padha nyore manggakna inyong kon njagong.
“Keprimen kabare Kang, apik-apik baen mbok?” tangane inyong tek ulurna ngaseng salaman.
“Alhamdulillah, rika keprimen Kang Hari?” dheweke mbales uluran tangane inyong.
“Alhamdulillah, apik-apik baen. Kiye Kang, inyong kepingin dopokan bab kuliner khas Banyumas. Inyong ora garep ngaseng dopokan panganan sing egin kondhang kaya bangsane mendhoan, dhage karo lemed. Ningen panganan sing wis ora tau keprungu utawa meh ilang, angger tumandang keprungu, wis arang-arang degawe karo depangan ngewong.”
“Seh, inyong sih mayuh-mayuh baen,” Kang Fajar Sopsan gumregah pisan, “Gyeh… agi dhong gathot egin bujangan menek wit glugu. Tekan pucuk wit dheweke derubung semut, banjur gageyan medhun mak gesret, tiba kepengkok, menyat banjur mlaku cinggik… cinggik….. Biyunge sing weruh sekang njero ngumah atine trataban ngerti anake gole menek glugu mlorot. Karo kedhagar-dhagar dheweke mak regedeg mbukak kori slerekan. Banjur ngluruhi, penjorangan kowe yah! Bocah koh merekna gawe ati wong tua trataban. Uwis-uwis, golene penekan!”
“Lha, rika sih keprimen? Wong deaseng dopokan koh malah nglantur ndongeng si Gathot sing mlorot gole menek wit glugu. Kang…. Kang… rika sih keprimen?” inyong protes merga ora sranta kepingin gelisan miwiti dopokan bab panganan.
“Rika malah ngarani inyong nglantur?” Kang Sopsan balik protes, “Mbokan inyong wis miwiti crita bab panganan?”
Rumangsane inyong, siki Kang Sopsan dadi pikirane owah. Ningen ora let suwe bareng depikir-pikir, pancen Kang Sopsan wis nyebut aran panganan neng dongenge mau.
“Pangapurane, rika jebule pancen wis miwiti dopokan panganan,” inyong nembeke mudheng.
“Mulane, depikir ndhisit. Aja kesusu gole mecucu!” inyong dependeliki, “Gathot, bujangan, gesret, cinggik, regedeg, penjorangan kao uwis-uwis tuli arane panganan khas Banyumas?”
“Ha ha ha…,” inyong ngguyu lakak-lakak nganti tangga teparone kang Sopsan padha krungu, jebule aran panganan khas Banyumas pancen merguyokna pisan. Ari gathot karo gesret sih inyong mudheng. Ningen nek bangsane bujangan, regedeg, cinggik, penjorangan karo uwis-uwis inyong tah nembeke krungu. Sing nggumuna pisan, aran-aran panganan sing kaya kuwe mau bareng desambung-sambung teyeng dadi ukara!
“Kang, panganan-panganan kuwe sih kaya ngapa?” ora isin-isinan inyong takon, wong dhasare anu ora mudheng.
“Bujangan kuwe boled derawun. Regedeg kuwe ondhol-ondhol sing njerone ora nana juruhe degoreng terus desindiki. Cinggik kuwe parudan boled, terus tengahe desogi gula jawa terus detum “segi tiga,” banjur derawun. Penjorangan, kuwe kupat sing deglepungi banjur degoreng. Uwis-Uwis, kuwe tape deglepungi banjur degoreng,“ wangsulane Kang Sopsan.
“Banjur apa maning kuliner khas Banyumasan Kang?” neng ngarepe Kang Sopsan, inyong dadi sengsaya krasa goblog bab kuliner khas Banyumasan.
“Geh, wong Banyumas tuli wong sing paling ora memper merga wong sing kreatip pisan.”
“Lha kreatip keprimen sih Kang?” inyong dadi wadheh banget karo Kang Fajar Sopsan, lha dekon nyebutna kuliner khas liyane koh malah ngarani kreatip pisan.
“Lha ora nggragas keprimen? Wong Banyumas kuwe kanibal. Doyan mangan jenise menungsa sing jenenge gathot, menungsa lanang sing egin bujangan karo randha royal!”
“Ha ha ha…. “ inyong golene ngguyu cekakakan seru pisan, bodhoa ngger tangga-teparone padha gebrebegen.
“Geh, untune wong Banyumas kuwe kuwat-kuwat lho. Lha wong wortel, beton karo balok koh depangan? Iya, mbok?”
“Pancen Kang. Wortel tuli semen, beton kuwe wiji nangka, balok kuwe gorengan boled. Kuwe tembung-tembung sing ana uga neng babakan bahan kontruksi gedhong,” inyong nyekeli weteng sing kaya garep kram merga kepingkel-pingkel.
“Turan, wong Banyumas kuwe njijihi pisan. Lha wong tai kucing, bol …., upil …., unthuk cacing karo pipis koh ya depangan?”
“Ha ha ha……. Pancen, pancen Kang, ha ha ha….. Lha kuwe sih panganan apa Kang?”
“Tai kucing padha baen karo kuwe gabus, Bol …. kuwe kweku, Upil ….. kuwe kwaci. Pipis kuwe lemed.”
Kang Fajar Sopsan banjur ngemut-emut panganan liyane kaya dene gubed, panganan sing kaya ondhol-ondhol ningen njerone isi ampas tahu. Banjur dheweke nyebut aran panganan liyane sing medeni pisan, ya kuwe ndhog mbledheg, panganan kiye jebule kur modifikasine themlek. Wujude, bahane karo cara nggawene padha baen, ningen kur lewih gedhe sekang themlek. Kampelan, kupat karo dhage sing dekampelna, deglepungi banjur degoreng.
Egin umyek-umyeke dopokan, ijig-ijig ana dhayohe Kang Fajar Sopsan teka. Inyong sing wis merdhayoh kawit mau banjur pamitan bali, ben dhayohe sing nembeke teka teyeng gentian merdhayoh. Kang Fajar Sopsan janji karo inyong, garep ngemut-emut aran panganan khas Banyumasan maning sing janen egin ngadhug-adhug.
Kang Fajar Sopsan pancen teyeng dearani Budhayawan Banyumas. Merga lanyah pisan ngger deaseng dopokan ora kur bab kuliner khas Banyumas, uga bab kesenian onen-onen, gambar karo cathetan khas Banyumas.
**
Kang Sopsan medhun sekang panggung, nembeke baen nembang Wil Gentawil Gek. Dheweke detanggap neng wong mbarang nggawe sing uga tanggane inyong. Delepen, egin karep dopokan bab panganan khas Banyumas. Inyong sing lagi glidhig dadi decereki.
“Geh, Kang Hari.. kur neng Banyumas thok sing ana genoh arane Karangnanas, Karangbawang, Kedhondhong, Karangjambu, Karangaren karo Karangcengis. Manggua dadi siji, tuli teyeng demekarna dadi Kecamatan RUJAK.”
“Ya ngonoh rika baen sing dadi Camat RUJAK.”
Inyong sing lagi nggawa baki isi wedang kopi, nganggo kathok ireng, hem putih karo kuplukan dadi ngguyu nyekakak. Gelas sing neng ndhuwur baki dadi padha moni pating klunthing merga benthikan.
“Kur neng Banyumas thok, ana genoh sing arane Karangnangka, Pagedhangan, Dhukuhwaluh karo Sitapen. Manggua kembul dadi siji, toli teyeng dearani Kecamatan KOLEK.
“Ha ha ha ….. Ya rika ban sing dadi Camat KOLEK.”
“Kur neng Banyumas thok… Arep ‘juice’? Bera! Merga ana Karangduren, Karangjambu, Kalisalak, Sawoan (Sudimara) mbangkan… Pajerukan. Pokoke teyeng nggo Kesegeran (Cilongok)”
“Ha ha ha….Rika aya-aya wae gitu lhoh!”
“Garep cowel?” Ana Karangturi, Bayeman (Jatilawang) karo Karanggandhul. Arep lalab? Ana Karangjengkol, Cipete karo Peterongan (Panusupan). Mbangkan, ari rika nduwe penyakit, wis ana Pangebatan (Karanglewas) alternatif. Kurang apa jajal? Kur Banyumas thok … ana Karanganjing, Kedhungbantheng, Kali Pelus, Pritgantil, Cikidang, karo Cibangkong. Arep turon? Ana Kali Kesur. Ngangsu kawruh? Ana Kali Mengaji. Kur neng Banyumas thok, kurang apa jajal?”
Owalah, Kang Sopsan .. Kang Sopsan….
Praketa, 17 Desember 2009
(Tulisan ini ditayang ulang karena banyaknya permintaan pembaca. Sebelumnya dimuat dalam Catatan Facebook Hari Ngapak. Agar dapat diketahui ‘khalayak Banyumasan’ lebih luas kami muat ulang di sini. Dan pemuatan tulisan ini sudah ‘dipersilahkan’ oleh Kang Hari Ngapak di komentar Catatan Facebook-nya. — Redaksi)

Keutamaan Menggauli Istri di Hari Jum'at





Jima' atau hubungan seks dalam pandangan Islam bukanlah hal aib dan hina yang harus dijauhi oleh seorang muslim yang ingin menjadi hamba yang mulia di sisi Allah. Hal ini berbeda dengan pandangan agama lain yang menilai persetubuhan sebagai sesuatu yang hina. Bahkan, sebagian ajaran agama tertentu mewajibkan untuk menjauhi pernikahan dan hubungan seks guna mencapai derajat tinggi dalam beragama. 

Diriwayatkan dalam shahihain, dari Anas bin Malik pernah menceritakan, ada tiga orang yang datang ke rumah istri-istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk menanyakan tentang ibadah beliau. Ketika diberitahukan, seolah-olah mereka saling bertukar pikiran dan saling bercakap bahwa mereka tidak bisa menyamai Nabi shallallahu 'alaihi wasallam karena dosa beliau yang lalu dan akan datang sudah diampuni. Lalu salah seorang mereka bertekad akan terus-menerus shalat malam tanpa tidur, yang satunya bertekad akan terus berpuasa setahun penuh tanpa bolong, dan satunya lagi bertekad akan menjauhi wanita dengan tidak akan menikah untuk selama-lamanya. Kabar inipun sampai ke telinga baginda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lantas beliu bersabda kepada mereka, "Apakah kalian yang mengatakan begini dan begitu? Adapun saya, Demi Allah, adalah orang yang paling takut dan paling takwa kepada Allah di bandingkan kalian, tapi saya berpuasa dan juga berbuka, saya shalat (malam) dan juga tidur, serta menikahi beberapa wanita. Siapa yang membenci sunnahku bukan bagian dari umatku." (Muttafaq 'alaih)

Bahkan dalam hadits lain disebutkan bahwa seks atau hubungan badan di jalan yang benar akan mendatangkan pahala besar. Diriwayatkan dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلَالِ كَانَ لَهُ أَجْرًا
"Dan pada kemaluan (persetubuhan) kalian terdapat sedekah. Mereka (para sahabat) bertanya, 'Ya Rasulullah, apakah salah seorang dari kami yang menyalurkan syahwatnya lalu dia mendapatkan pahala?' Beliau bersabda, 'Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan pada tempat yang haram, bukankah baginya dosa? Demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada tempat yang halal, maka dia mendapatkan pahala." (HR. Muslim)
....Di dalam perkawinan terdapat kesempurnaan hidup, kenikmatan dan kebaikan kepada sesama....

Ibnul Qayyim, sebagaimana yang dinukil oleh Al-Istambuli dalam Tuhfatul 'Arus, mengatakan, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengajak kepada umatnya agar melaksanakan pernikahan, senang dengannya dan mengharapkan (padanya) suatu pahala serta sedekah bagi yang telah melaksanakannya. Di dalam perkawinan terdapat kesempurnaan hidup, kenikmatan dan kebaikan kepada sesama. Di samping itu, juga mendapatkan pahala sedekah, mampu menenangkan jiwa, menghilangkan pikiran kotor, menyehatkan menolak keinginan-keinginan yang buruk." 

Kesempurnaan nikmat dalam perkawinan dan jima' akan diraih oleh orang yang mencintai dan dengan keridlaan Rabbnya dan hanya mencari kenikmatan di sisinya serta mengharapkan tambahan pahala untuk memperberat timbangan kebaikannya. Oleh karena itu yang sangat disenangi syetan adalah memisahkan suami dari kekasihnya dan menjerumuskan keduanya ke dalam tindakan yang diharamkan Allah. 

Disebutkan dalam Shahih Muslim, bahwa Iblis membangun istana di atas air (tipu muslihat), kemudian menyebarkan istananya itu kepada manusia. Lalu iblis mendekatkan rumah mereka dan membesar-besarkan keinginan (hayalan) mereka. Iblis berkata, 'Tidak ada perubahan kenikmatan sampai terjadi perzinaan'. Yang lainnya berkata, 'Aku tidak akan berpaling sampai mereka berpisah dari keluarganya.' Maka iblis menenangkannya dan menjadikan dirinya berseru, 'Benarlah apa yang telah engkau lakukan'.

Kenapa Iblis begitu bersemangat untuk menjerumuskan orang ke dalam perzinaan dan perceraian? Karena pernikahan dan berjima dalam balutan perkawinan adalah sangat dicintai Allah dan Rasul-Nya. Makanya hal ini sangat dibenci oleh musuh manusia. Ia selalu berusaha memisahkan pasangan yang berada berada dalam naungan ridla ilahi dan berusaha menghiasi mereka dengan segala sifat kemungkaran dan perbuatan keji serta menciptakan kejahatan di tengah-tengah mereka. 

Untuk itu hendaknya bagi suami-istri agar mewaspai keinginan syetan dan usahanya dalam memisahkan mereka berdua. Ibnul Qayim berkata dalam menta'liq hadits anjuran menikah bagi pemuda yang sudah ba'ah, "Setiap kenikmatan membantu terhadap kenikmatan akhirat, yaitu kenikmatan yang disenangi dan diridlai oleh Allah." 

Seorang suami dalam aktifitasnya bersama istrinya akan mendapatkan kenikmatan melalui dua arah. Pertama, dari sisi kebahagiaan suami yang merasa senang dengan hadirnya seorang istri sehingga perasaan dan juga penglihatannya merasakan kenikmatan tersebut. Kedua, dari segi sampainya kepada ridla Allah dan memberikan kenikmatan yang sempurna di akhirat. Oleh karena itu, sudah selayaknya bagi orang berakal untuk menggapai keduanya. Bukan sebaliknya, menggapai kenikmatan semu yang beresiko mendatangkan penyakit dan kesengsaraan serta menghilangkan kenikmatan besar baginya di akhirat. (Lihat: Ibnul Qayyim dalam Raudhatul Muhibbin, hal. 60)

Jima' di hari Jum'at

Uraian keutamaan hubungan suami istri di atas sebenarnya sudah cukup menunjukkan pahala besar dalam aktifitas ranjang. Lalu adakah dalil khusus yang menunjukkan keutamaan melakukan jima' di hari Jum'at dengan pahala yang lebih berlipat?

Memang banyak pembicaran dan perbincangan yang mengarah ke sana bahwa seolah-olah malam Jum'at dan hari Jum'at adalah waktu yang cocok untuk melakukan hubungan suami-istri. Keduanya akan mendapatkan pahala berlipat dan memperoleh keutamaan khusus yang tidak didapatkan pada hari selainnya. Kesimpulan tersebut tidak bisa disalahkan karena ada beberapa dalil pendukung yang menunjukkan keutamaan mandi janabat pada hari Jum'at. Sedangkan mandi janabat ada dan dilakukan setelah ada aktifitas percintaan suami-istri.

Dari Abu Hurairah radliyallhu 'anhu, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ حَضَرَتْ الْمَلَائِكَةُ يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ
"Barangsiapa mandi di hari Jum’at seperti mandi janabah, kemudian datang di waktu yang pertama, ia seperti berkurban seekor unta. Barangsiapa yang datang di waktu yang kedua, maka ia seperti berkurban seekor sapi. Barangsiapa yang datang di waktu yang ketiga, ia seperti berkurban seekor kambing gibas. Barangsiapa yang datang di waktu yang keempat, ia seperti berkurban seekor ayam. Dan barangsiapa yang datang di waktu yang kelima, maka ia seperti berkurban sebutir telur. Apabila imam telah keluar (dan memulai khutbah), malaikat hadir dan ikut mendengarkan dzikir (khutbah).” (HR. Bukhari no. 881 Muslim no. 850).

Para ulama memiliki ragam pendapat dalam memaknai "ghuslal janabah" (mandi janabat). Sebagaian mereka berpendapat bahwa mandi tersebut adalah mendi janabat sehingga disunnahkan bagi seorang suami untuk menggauli istrinya pada hari Jum'at. karena hal itu lebih bisa membantunya untuk menundukkan pandangannya ketika berangkat ke masjid dan lebih membuat jiwanya tenang serta bisa melaksanakan mandi besar pada hari tersebut. Pemahaman ini pernah disebutkan oleh Ibnu Qudamah dari Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah dan juga disebutkan oleh sekelompok ulama Tabi'in. Imam al-Qurthubi berkata, "sesungguhnya dia adalah pendapat yang peling tepat." (Lihat: Aunul Ma'bud: 1/396 dari Maktabah Syamilah) 

Pendapat di atas juga mendapat penguat dari riwayat Aus bin Aus radliyallah 'anhu yang berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ غَسَّلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاغْتَسَلَ ثُمَّ بَكَّرَ وَابْتَكَرَ وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ وَدَنَا مِنْ الْإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يَلْغُ كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةٍ أَجْرُ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا
"Barangsiapa mandi pada hari Jum'at, berangkat lebih awal (ke masjid), berjalan kaki dan tidak berkendaraan, mendekat kepada imam dan mendengarkan khutbahnya, dan tidak berbuat lagha (sia-sia), maka dari setiap langkah yang ditempuhnya dia akan mendapatkan pahala puasa dan qiyamulail setahun." (HR. Abu Dawud no. 1077, Al-Nasai no. 1364, Ibnu Majah no. 1077, dan Ahmad no. 15585 dan sanad hadits ini dinyatakan shahih)

Menurut penjelasan dari Syaikh Mahmud Mahdi Al-Istambuli dalam Tuhfatul 'Arus, bahwa yang dimaksud dengan mandi jinabat pada hadits di atas adalah melaksanakan mandi bersama istri. Ini mengandung makna bahwa sebelumnya mereka melaksanakan hubungan badan sehingga mengharuskan keduanya melaksanakan mandi. Hikmahnya, hal itu disinyalir dapat menjaga pandangan pada saat keluar rumah untuk menunaikan shalat Jum'at. Adapun yang dimaksud dengan bergegas pergi menuju ke tempat pelaksanaan shalat Jum'at pada awal waktu, adalah untuk memperoleh kehutbah pertama. (Lihat: Tuhfatul Arus dalam Edisi Indonesia Kado Perkawinan, hal. 175-176) Wallahu a'lam.

SEJARAH WALI SONGO

Minggu, 01 Januari 2012

SEJARAH WALI SONGO

Kisah Walisongo – Jika kita mempelajari sejarah penyebaran kebudayaan islam di nusantara khususnya pulau jawa, maka tidak lepas dari kisah-kisah para sembilan walisongo. Karena Walisongo merupakan simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Pada era tersebut, merupakan masa/era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya nusantara yang kemudian digantikan dengan kebudayaan islam. Pelopor atau Tokoh pendahulu walisongo yaitu Syekh Jumadil Qubro yang merupakan anak dari seorang Putri Kelantan Tua/Putri Saadong II yaitu Puteri Selindung Bulan.
Selain walisongo, sebenarnya banyak tokoh-tokoh yang ikut berperan aktif dalam penyebaran islam di nusantara, namun peranan walisongo sangat begitu besar dibanding tokoh-tokoh yang lain, sehingga membuat para walisongo memiliki nilai plus dan lebih banyak disebut namanya dalam sejarah penyebaran islam di Jawa.
Dalam kisah-kisah walisongo, disebutkan bahwa para sembilan wali tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru- murid. Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam penyebaran Islam. Mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri sebagai ” tabib” bagi Kerajaan Hindu Majapahit; Sunan Giri yang disebut para kolonialis sebagai “paus dari Timur” hingga Sunan Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat dipahami masyarakat Jawa – yakni nuansa Hindu dan Budha.

PENGERTIAN WALI SONGO
Ada beberapa pendapat mengenai arti Walisongo. Pertama adalah wali yang sembilan, yang menandakan jumlah wali yang ada sembilan, atau sanga dalam bahasa Jawa. Pendapat lain menyebutkan bahwa kata songo/sanga berasal dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti mulia. Pendapat lainnya lagi menyebut kata sana berasal dari bahasa Jawa, yang berarti tempat.
Pendapat lain yang mengatakan bahwa Walisongo adalah sebuah majelis dakwah yang pertama kali didirikan oleh Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) pada tahun 1404 Masehi (808 Hijriah). Saat itu, majelis dakwah Walisongo beranggotakan Maulana Malik Ibrahim sendiri, Maulana Ishaq (Sunan Wali Lanang), Maulana Ahmad Jumadil Kubro (Sunan Kubrawi); Maulana Muhammad Al-Maghrabi (Sunan Maghribi); Maulana Malik Isra’il (dari Champa), Maulana Muhammad Ali Akbar, Maulana Hasanuddin, Maulana ‘Aliyuddin, dan Syekh Subakir.
Dari nama para Walisongo tersebut, pada umumnya terdapat sembilan nama yang dikenal sebagai anggota Walisongo yang paling terkenal, yaitu:
1. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim
2. Sunan Ampel atau Raden Rahmat
3. Sunan Drajat atau Raden Qasim
4. Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim
5. Sunan Kudus atau Ja’far Shadiq
6. Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin
7. Sunan Muria atau Raden Umar Said
8. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah
9. Sunan Kalijaga atau Raden Said
Para Walisongo adalah intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya. Pengaruh mereka terasakan dalam beragam bentuk manifestasi peradaban baru masyarakat Jawa, mulai dari kesehatan, bercocok-tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, hingga ke pemerintahan.
Menurut buku Haul Sunan Ampel Ke-555 yang ditulis oleh KH. Mohammad Dahlan,[1] majelis dakwah yang secara umum dinamakan Walisongo, sebenarnya terdiri dari beberapa angkatan. Para Walisongo tidak hidup pada saat yang persis bersamaan, namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, baik dalam ikatan darah atau karena pernikahan, maupun dalam hubungan guru-murid. Bila ada seorang anggota majelis yang wafat, maka posisinya digantikan oleh tokoh lainnya:
  • Angkatan ke-1 (1404 – 1435 M), terdiri dari Maulana Malik Ibrahim (wafat 1419), Maulana Ishaq, Maulana Ahmad Jumadil Kubro, Maulana Muhammad Al-Maghrabi, Maulana Malik Isra’il (wafat 1435), Maulana Muhammad Ali Akbar (wafat 1435), Maulana Hasanuddin, Maulana ‘Aliyuddin, dan Syekh Subakir atau juga disebut Syaikh Muhammad Al-Baqir.
  • Angkatan ke-2 (1435 – 1463 M), terdiri dari Sunan Ampel yang tahun 1419 menggantikan Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishaq (wafat 1463), Maulana Ahmad Jumadil Kubro, Maulana Muhammad Al-Maghrabi, Sunan Kudus yang tahun 1435 menggantikan Maulana Malik Isra’il, Sunan Gunung Jati yang tahun 1435 menggantikan Maulana Muhammad Ali Akbar, Maulana Hasanuddin (wafat 1462), Maulana ‘Aliyuddin (wafat 1462), dan Syekh Subakir (wafat 1463).
  • Angkatan ke-3 (1463 – 1466 M), terdiri dari Sunan Ampel, Sunan Giri yang tahun 1463 menggantikan Maulana Ishaq, Maulana Ahmad Jumadil Kubro (wafat 1465), Maulana Muhammad Al-Maghrabi (wafat 1465), Sunan Kudus, Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang yang tahun 1462 menggantikan Maulana Hasanuddin, Sunan Derajat yang tahun 1462 menggantikan Maulana ‘Aliyyuddin, dan Sunan Kalijaga yang tahun 1463 menggantikan Syaikh Subakir.
  • Angkatan ke-4 (1466 – 1513 M, terdiri dari Sunan Ampel (wafat 1481), Sunan Giri (wafat 1505), Raden Fattah yang pada tahun 1465 mengganti Maulana Ahmad Jumadil Kubra, Fathullah Khan (Falatehan) yang pada tahun 1465 mengganti Maulana Muhammad Al-Maghrabi, Sunan Kudus, Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang, Sunan Derajat, dan Sunan Kalijaga (wafat 1513).
  • Angkatan ke-5 (1513 – 1533 M), terdiri dari Syekh Siti Jenar yang tahun 1481 menggantikan Sunan Ampel (wafat 1517), Raden Faqih Sunan Ampel II yang ahun 1505 menggantikan kakak iparnya Sunan Giri, Raden Fattah (wafat 1518), Fathullah Khan (Falatehan), Sunan Kudus (wafat 1550), Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang (wafat 1525), Sunan Derajat (wafat 1533), dan Sunan Muria yang tahun 1513 menggantikan ayahnya Sunan Kalijaga.
  • Angkatan ke-6 (1533 – 1546 M), terdiri dari Syekh Abdul Qahhar (Sunan Sedayu) yang ahun 1517 menggantikan ayahnya Syekh Siti Jenar, Raden Zainal Abidin Sunan Demak yang tahun 1540 menggantikan kakaknya Raden Faqih Sunan Ampel II, Sultan Trenggana yang tahun 1518 menggantikan ayahnya yaitu Raden Fattah, Fathullah Khan (wafat 1573), Sayyid Amir Hasan yang tahun 1550 menggantikan ayahnya Sunan Kudus, Sunan Gunung Jati (wafat 1569), Raden Husamuddin Sunan Lamongan yang tahun 1525 menggantikan kakaknya Sunan Bonang, Sunan Pakuan yang tahun 1533 menggantikan ayahnya Sunan Derajat, dan Sunan Muria (wafat 1551).
  • Angkatan ke-7 (1546- 1591 M), terdiri dari Syaikh Abdul Qahhar (wafat 1599), Sunan Prapen yang tahun 1570 menggantikan Raden Zainal Abidin Sunan Demak, Sunan Prawoto yang tahun 1546 menggantikan ayahnya Sultan Trenggana, Maulana Yusuf cucu Sunan Gunung Jati yang pada tahun 1573 menggantikan pamannya Fathullah Khan, Sayyid Amir Hasan, Maulana Hasanuddin yang pada tahun 1569 menggantikan ayahnya Sunan Gunung Jati, Sunan Mojoagung yang tahun 1570 menggantikan Sunan Lamongan, Sunan Cendana yang tahun 1570 menggantikan kakeknya Sunan Pakuan, dan Sayyid Shaleh (Panembahan Pekaos) anak Sayyid Amir Hasan yang tahun 1551 menggantikan kakek dari pihak ibunya yaitu Sunan Muria.
  • Angkatan ke-8 (1592- 1650 M), terdiri dari Syaikh Abdul Qadir (Sunan Magelang) yang menggantikan Sunan Sedayu (wafat 1599), Baba Daud Ar-Rumi Al-Jawi yang tahun 1650 menggantikan gurunya Sunan Prapen, Sultan Hadiwijaya (Joko Tingkir) yang tahun 1549 menggantikan Sultan Prawoto, Maulana Yusuf, Sayyid Amir Hasan, Maulana Hasanuddin, Syekh Syamsuddin Abdullah Al-Sumatrani yang tahun 1650 menggantikan Sunan Mojoagung, Syekh Abdul Ghafur bin Abbas Al-Manduri yang tahun 1650 menggantikan Sunan Cendana, dan Sayyid Shaleh (Panembahan Pekaos).
         SYEKH JUMADIL QUBRO (TOKOH PENDAHULU WALISONGO)
Syekh Jumadil Qubro adalah Maulana Ahmad Jumadil Kubra bin Husain Jamaluddin bin Ahmad Jalaluddin bin Abdillah bin Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammil Faqih bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah Syekh Jumadil Qubro adalah putra Husain Jamaluddin dari isterinya yang bernama Puteri Selindung Bulan (Putri Saadong II/ Putri Kelantan Tua). Tokoh ini sering disebutkan dalam berbagai babad dan cerita rakyat sebagai salah seorang pelopor penyebaran Islam di tanah Jawa.
Makamnya terdapat di beberapa tempat yaitu di Semarang, Trowulan, atau di desa Turgo (dekat Pelawangan), Yogyakarta. Belum diketahui yang mana yang betul-betul merupakan kuburnya.

       TEORI KETURUNAN HADRAMAUT
Walaupun masih ada pendapat yang menyebut Walisongo adalah keturunan Samarkand (Asia Tengah), Champa atau tempat lainnya, namun tampaknya tempat-tampat tersebut lebih merupakan jalur penyebaran para mubaligh daripada merupakan asal-muasal mereka yang sebagian besar adalah kaum Sayyid atau Syarif. Beberapa argumentasi yang diberikan oleh Muhammad Al Baqir, dalam bukunya Thariqah Menuju Kebahagiaan, mendukung bahwa Walisongo adalah keturunan Hadramaut (Yaman):
# L.W.C van den Berg, Islamolog dan ahli hukum Belanda yang mengadakan riset pada 1884-1886, dalam bukunya Le Hadhramout et les colonies arabes dans l’archipel Indien (1886)[5] mengatakan:
”Adapun hasil nyata dalam penyiaran agama Islam (ke Indonesia) adalah dari orang-orang Sayyid Syarif. Dengan perantaraan mereka agama Islam tersiar di antara raja-raja Hindu di Jawa dan lainnya. Selain dari mereka ini, walaupun ada juga suku-suku lain Hadramaut (yang bukan golongan Sayyid Syarif), tetapi mereka ini tidak meninggalkan pengaruh sebesar itu. Hal ini disebabkan mereka (kaum Sayyid Syarif) adalah keturunan dari tokoh pembawa Islam (Nabi Muhammad SAW).”
# Van Den Berg juga menulis dalam buku yang sama (hal 192-204):
”Pada abad ke-15, di Jawa sudah terdapat penduduk bangsa Arab atau keturunannya, yaitu sesudah masa kerajaan Majapahit yang kuat itu. Orang-orang Arab bercampul-gaul dengan penduduk, dan sebagian mereka mempuyai jabatan-jabatan tinggi. Mereka terikat dengan pergaulan dan kekeluargaan tingkat atasan. Rupanya pembesar-pembesar Hindu di kepulauan Hindia telah terpengaruh oleh sifat-sifat keahlian Arab, oleh karena sebagian besar mereka berketurunan pendiri Islam (Nabi Muhammad SAW). Orang-orang Arab Hadramawt (Hadramaut) membawa kepada orang-orang Hindu pikiran baru yang diteruskan oleh peranakan-peranakan Arab, mengikuti jejak nenek moyangnya.”
Pernyataan van den Berg spesifik menyebut abad ke-15, yang merupakan abad spesifik kedatangan atau kelahiran sebagian besar Walisongo di pulau Jawa. Abad ke-15 ini jauh lebih awal dari abad ke-18 yang merupakan saat kedatangan gelombang berikutnya, yaitu kaum Hadramaut yang bermarga Assegaf, Al Habsyi, Al Hadad, Alaydrus, Alatas, Al Jufri, Syihab, Syahab dan banyak marga Hadramaut lainnya.
# Hingga saat ini umat Islam di Hadramaut sebagian besar bermadzhab Syafi’i, sama seperti mayoritas di Srilangka, pesisir India Barat (Gujarat dan Malabar), Malaysia dan Indonesia. Bandingkan dengan umat Islam di Uzbekistan dan seluruh Asia Tengah, Pakistan dan India pedalaman (non-pesisir) yang sebagian besar bermadzhab Hanafi.
# Kesamaan dalam pengamalan madzhab Syafi’i bercorak tasawuf dan mengutamakan Ahlul Bait; seperti mengadakan Maulid, membaca Diba & Barzanji, beragam Shalawat Nabi, doa Nur Nubuwwah dan banyak amalan lainnya hanya terdapat di Hadramaut, Mesir, Gujarat, Malabar, Srilangka, Sulu & Mindanao, Malaysia dan Indonesia. Kitab fiqh Syafi’i Fathul Muin yang populer di Indonesia dikarang oleh Zainuddin Al Malabary dari Malabar, isinya memasukkan pendapat-pendapat baik kaum Fuqaha maupun kaum Sufi. Hal tersebut mengindikasikan kesamaan sumber yaitu Hadramaut, karena Hadramaut adalah sumber pertama dalam sejarah Islam yang menggabungkan fiqh Syafi’i dengan pengamalan tasawuf dan pengutamaan Ahlul Bait.
# Di abad ke-15, raja-raja Jawa yang berkerabat dengan Walisongo seperti Raden Patah dan Pati Unus sama-sama menggunakan gelar Alam Akbar. Gelar tersebut juga merupakan gelar yang sering dikenakan oleh keluarga besar Jamaluddin Akbar di Gujarat pada abad ke-14, yaitu cucu keluarga besar Azhamat Khan (atau Abdullah Khan) bin Abdul Malik bin Alwi, seorang anak dari Muhammad Shahib Mirbath ulama besar Hadramaut abad ke-13. Keluarga besar ini terkenal sebagai mubaligh musafir yang berdakwah jauh hingga pelosok Asia Tenggara, dan mempunyai putra-putra dan cucu-cucu yang banyak menggunakan nama Akbar, seperti Zainal Akbar, Ibrahim Akbar, Ali Akbar, Nuralam Akbar dan banyak lainnya.

   TEORI KETURUNAN CINA
Sejarawan Slamet Muljana mengundang kontroversi dalam buku Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa (1968), dengan menyatakan bahwa Walisongo adalah keturunan Tionghoa Indonesia. Pendapat tersebut mengundang reaksi keras masyarakat yang berpendapat bahwa Walisongo adalah keturunan Arab-Indonesia. Pemerintah Orde Baru sempat melarang terbitnya buku tersebut.
Referensi-referensi yang menyatakan dugaan bahwa Walisongo berasal dari atau keturunan Tionghoa sampai saat ini masih merupakan hal yang kontroversial. Referensi yang dimaksud hanya dapat diuji melalui sumber akademik yang berasal dari Slamet Muljana, yang merujuk kepada tulisan Mangaraja Onggang Parlindungan, yang kemudian merujuk kepada seseorang yang bernama Resident Poortman. Namun, Resident Poortman hingga sekarang belum bisa diketahui identitasnya serta kredibilitasnya sebagai sejarawan, misalnya bila dibandingkan dengan Snouck Hurgronje dan L.W.C. van den Berg. Sejarawan Belanda masa kini yang banyak mengkaji sejarah Islam di Indonesia yaitu Martin van Bruinessen, bahkan tak pernah sekalipun menyebut nama Poortman dalam buku-bukunya yang diakui sangat detail dan banyak dijadikan referensi.
Salah satu ulasan atas tulisan H.J. de Graaf, Th.G.Th. Pigeaud, M.C. Ricklefs berjudul Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th Centuries adalah yang ditulis oleh Russell Jones. Di sana, ia meragukan pula tentang keberadaan seorang Poortman. Bila orang itu ada dan bukan bernama lain, seharusnya dapat dengan mudah dibuktikan mengingat ceritanya yang cukup lengkap dalam tulisan Parlindungan.

 SUMBER TERTULIS TENTANG WALISONGO
1. Terdapat beberapa sumber tertulis masyarakat Jawa tentang Walisongo, antara lain Serat Walisanga karya Ranggawarsita pada abad ke-19, Kitab Walisongo karya Sunan Dalem (Sunan Giri II) yang merupakan anak dari Sunan Giri, dan juga diceritakan cukup banyak dalam Babad Tanah Jawi.
2. Mantan Mufti Johor Sayyid `Alwî b. Tâhir b. `Abdallâh al-Haddâd (meninggal tahun 1962) juga meninggalkan tulisan yang berjudul Sejarah perkembangan Islam di Timur Jauh (Jakarta: Al-Maktab ad-Daimi, 1957). Ia menukil keterangan diantaranya dari Haji `Ali bin Khairuddin, dalam karyanya Ketrangan kedatangan bungsu (sic!) Arab ke tanah Jawi sangking Hadramaut.
3. Dalam penulisan sejarah para keturunan Bani Alawi seperti al-Jawahir al-Saniyyah oleh Sayyid Ali bin Abu Bakar Sakran, ‘Umdat al-Talib oleh al-Dawudi, dan Syams al-Zahirah oleh Sayyid Abdul Rahman Al-Masyhur; juga terdapat pembahasan mengenai leluhur Sunan Gunung Jati, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Bonang dan Sunan Gresik.

Sejarah Biografi Maulana Malik Ibrahim

Syekh Maulana Malik Ibrahim – Dalam sejarah perwalian wali songo, Maulana Malik Ibrahim merupakan wali yang tertua dari Sembilan wali atau wali songo / wali sanga / wali 9.
Maulana Malik Ibrahim, atau Makdum Ibrahim As-Samarkandy diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh awal abad 14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah Jawa terhadap As-Samarkandy, berubah menjadi Asmarakandi.
Maulana Malik Ibrahim kadang juga disebut sebagai Syekh Magribi. Sebagian rakyat malah menyebutnya Kakek Bantal. Ia bersaudara dengan Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudra Pasai, sekaligus ayah dari Sunan Giri (Raden Paku). Ibrahim dan Ishak adalah anak dari seorang ulama Persia, bernama Maulana Jumadil Kubro, yang menetap di Samarkand. Maulana Jumadil Kubro diyakini sebagai keturunan ke-10 dari Syayidina Husein, cucu Nabi Muhammad saw.
Maulana Malik Ibrahim pernah bermukim di Campa, sekarang Kamboja, selama tiga belas tahun sejak tahun 1379. Ia malah menikahi putri raja, yang memberinya dua putra. Mereka adalah Raden Rahmat (dikenal dengan Sunan Ampel) dan Sayid Ali Murtadha alias Raden Santri. Merasa cukup menjalankan misi dakwah di negeri itu, tahun 1392 M Maulana Malik Ibrahim hijrah ke Pulau Jawa meninggalkan keluarganya.
Beberapa versi menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali yakni desa Sembalo, daerah yang masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Desa Sembalo sekarang, adalah daerah Leran kecamatan Manyar, 9 kilometer utara kota Gresik.
Aktivitas pertama yang dilakukannya ketika itu adalah berdagang dengan cara membuka warung. Warung itu menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah. Selain itu secara khusus Malik Ibrahim juga menyediakan diri untuk mengobati masyarakat secara gratis. Sebagai tabib, kabarnya, ia pernah diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari Campa. Besar kemungkinan permaisuri tersebut masih kerabat istrinya.
Kakek Bantal juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam. Ia merangkul masyarakat bawah kasta yang disisihkan dalam Hindu. Maka sempurnalah misi pertamanya, yaitu mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang ketika itu tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran, tahun 1419 M Maulana Malik Ibrahim wafat. Makamnya kini terdapat di kampung Gapura, Gresik, Jawa Timur.



 

keberuntungan sholat

keberuntungan sholat
Ketahuilah! shalat mengandung banyak kebaikan dan keutamaan Dengan shalat akan pasrah kepada Allah seluruh anggota badan (Shalat) merupakan kewajiban pertama dalam syariat agama kita Dan perkara terakhir yang akan tersisa tatkala diangkatnya agama Siapa yang mengerjakannya niscaya rahmat (Allah) menghampirinya
Seolah-olah dirinya sedang mengetuk pintu Rabb yang melindunginya Dengan shalatnya kepada Rabb Pemilik ‘Arsy ia akan selamat (dari siksa) Duhai, alangkah beruntung sekiranya ia khusyu’ saat mengerjakannya.

Bersandar Kepada Alloh Setiap Waktu


BERSANDAR KEPADA ALLAH DI SETIAP WAKTU

Oleh: Abu ‘Ashim Muhtar Arifin bin Marquzi, Lc.
Menyandarkan hati kepada Allah -subhanahu wa ta’ala-  adalah termasuk ibadah yang sangat diperintahkan dalam Islam. Hal itu karena seorang hamba selalu memerlukan Rabb-nya dalam setiap keadaan.
Allah -Subhanahu wata’ala- sendiri telah menyifati diri-Nya dengan Dzat yang menjadi tempat bergantungnya segala sesuatu, sebagaimana firman-Nya:

الله الصمد

Allah adalah Rabb yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (QS. al-Ikhlâsh: 2)
Ibrahim berkata: ”ash-Shamad artinya Dzat yang menjadi tempat bergantungnya para hamba dalam kebutuhan-kebutuhannya”. (ad-Durr al-Mantsūr, jilid 15, hlm. 782)
Bergantung kepada Allah setiap saat.
Rasulullah -shollallohu alaihi wa sallam- telah mengajarkan umatnya beberapa doa yang khusus untuk dibaca setiap pagi dan sore hari atau yang lebih dikenal dengan adzkâr ash-Shabâh wa al-Masâ` (dzikir pagi dan petang). Di dalamnya banyak berisi permohonan kepada Allah -subhanahu wa ta’ala-, antara lain doa agar diberikan perlindungan dan keselamatan pada hari atau malam itu.
Salah satu doa Rasulullah -shollallohu alaihi wa sallam- tersebut adalah sebagaimana dijelaskan dalam hadits Anas -radhiallohu anhu- berikut, ia berkata: Rasulullah -shollallohu alaihi wa sallam- berkata kepada Fatimah -radhiallohu anha-

مَا يَمْنَعُكِ أَنْ تَسْمَعِيْ مَا أُوْصِيْكِ بِهِ ؟ أَنْ تَقُوْلِيْ إِذَا أَصْبَحْتِ وَإِذَا أَمْسَيْتِ

Apa yang menghalangimu dari mendengarkan wasiatku kepadamu ? Hendaklah engkau membaca (doa ini) apabila berada di waktu pagi hari dan sore hari:

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ، بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلىَ نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا

Wahai Dzat Yang Maha Hidup Kekal, Wahai Dzat Yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan, perbaikilah semua urusanku dan janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku walaupun hanya sekejap mata”. (Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Sunni dalam ‘Amal al-Yaum wa al-Lailah, no. 48 dan dihasankan oleh al-Albani dalam ash-Shahîhah, jilid 1, hlm. 449, no. 227)
Hal itu menunjukkan bahwa seorang hamba harus senantiasa merasa bergantung kepada Allah dalam setiap keadaan.
Kembali kepada Allah meskipun dalam permasalahan yang terlihat sepele.
Dalam permasalahan yang terlihat sepele dan ringan saja, seorang muslim dianjurkan dan diperintahkan agar berdoa kepada Allah. Rasulullah -shollallohu alaihi wa sallam- bersabda:

لِيَسْتَرْجِعْ أَحَدُكُمْ فِيْ كُلِّ شَيْءٍ، حَتىَّ فِيْ شِسْعِ نَعْلِهِ، فَإِنَّهَا مِنَ الْمَصَائِبِ

Hendaklah seorang dari kalian mengucapkan istirjâ’ (Innâ lillâh wa innâ ilaihi râji’ūn: sesungguhnya kita adalah milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya semata kita akan kembali) meskipun dalam hal tali sandalnya, karena hal itu adalah termasuk musibah. (Hadits hasan, al-Kalim ath-Thayyib, dengan takhrîj al-Albani, hlm. 81, no.140)
Contoh Sikap Bergantungnya orang Shalih kepada Allah -subhanahu wa ta’ala-.
Apabila kita buka lembaran sirah para ulama, maka akan didapati banyak sekali praktek mereka dalam menjalankan ibadah yang sangat agung ini, yaitu bersandar kepada Allah dalam segala hal, setiap waktu dan semua permasalahan.
Berikut ini adalah beberapa contoh praktek mereka dalam bersandar kepada Allah.
1. Abu Hanifah.
Apabila beliau mendapatkan kesulitan, beliau beristighfar kepada Allah, sebagaimana dijelaskan dalam riwayat berikut:
Dari Abu Ja’far al-Balkhi, salah seorang ahli fiqih, ia berkata: “Telah sampai kepadaku bahwasanya Abu Hanifah -semoga Allah merahmatinya- dahulu apabila mendapatkan kesulitan dalam suatu permasalahan atau mendapatkan syubhat di dalamnya beliau berkata kepada para sahabatnya: “Tidaklah ini terjadi melainkan karena dosa yang telah aku perbuat”, lalu beliau beristighfar dan kadang-kadang beliau berwudlu dan melakukan shalat dua rakaat lalu beristighfar, maka terselesaikanlah masalahnya, lalu beliau berkata: “Aku optimis, karena aku berharap bahwasanya aku telah diampuni oleh Allah sehingga aku dapat menyelesaikan masalah tersebut”.
Ketika berita ini sampai kepada Fudhail Bin ‘Iyadh, ia menangis sejadi-jadinya lalu berkata: “Semoga Allah merahmati Abu Hanifah, hal itu dapat terjadi karena sedikitnya dosa yang ia miliki, sedangkan selain beliau, mereka tidak memperhatikannya, karena dosanya telah menenggelamkan dirinya”. (‘Uqūd al-Jumân fî Manâqib al-Imâm al-A’zham Abu Hanîfah an-Nu’mân, karya Imam Muhammad bin Yusuf ad-Dimasyqi asy-Syafi’i (wafat 942), hlm. 228-229)
2. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.
Apabila beliau merasa kesulitan dalam menafsirkan suatu ayat dalam al-Qur`an, beliau memohon kepada Allah seraya membaca:

الَلَّهُمَّ يَا مُعَلِّمَ آدَمَ وَإِبْرَاهِيْمَ، عَلِّمْنِيْ، وَيَا مُفَهِّمَ سُلَيْمَانَ فَهِّمْنِيْ

Wahai Dzat yang mengajari Adam dan Ibrahim, ajarilah aku, dan Wahai Dzat yang memberi kepahaman kepada Sulaiman, jadikanlah aku paham.
Setelah membaca doa ini, Allah pun mengabulkan permintaannya. (al-Majmū’ah al-’llmiyyah, hlm. 181, karya Syaikh Bakr, jauh sebelumnya ungkapan ini sudah dijelaskan oleh Ibnul Qayyim dalam I’lâm al-Muwaqqi’în, jilid 4, hlm. 257 dengan lafal yang lebih pendek)
3. Abu Ishaq p-Syirazi.
Imam an-Nawawi -rahimahullah- menjelaskan tentang keadaannya, bahwasanya dirinya tidak mengatakan tentang suatu masalah pun melainkan mendahuluinya dengan beristi’ânah (memohon pertolongan) kepada Allah. Selain itu juga, tidaklah beliau menulis suatu permasalahan melainkan mendahuluinya dengan shalat beberapa rakaat. (Muqaddimah al-Majmū’ Syarh al-Muhadzdzab, jilid 1, hlm. 15)
4. Urwah Bin Zubair.
Beliau mengatakan:

إِنِّيْ لأَدْعُوْ اللَّهَ فِيْ حَوَائِجِيْ كُلِّهَا، حَتَى بِالْمِلْحِ

Sesungguhnya aku benar-benar berdoa kepada Allah dalam segala keperluanku sampai (dalam hal) garam. (al-Fawâkih ad- Dawâni Syarh Risâlah Ibn Zaid al-Qirwâni, karya Ahmad bin Ghunaim al-Maliki, jilid 1, hlm. 211)
5. Sa’id bin al-Musayyib.
Hampir-hampir Sa’id Bin al-Musayyab tidak berfatwa dengan suatu fatwa atau melontarkan suatu ucapan melainkan mengatakan:

الَلَّهُمَّ سَلِّمْنِيْ وَسَلِّمْهُ مِنِّيْ

Ya Allah, selamatkanlah aku dan selamatkanlah ia dariku. (al-Madkhal ilâ as-Sunnan al-Kubrâ, karya al-Baihaqi, no. 824, hlm. 439-440)
Bergantung kepada selain Allah termasuk perusak hati.
Sesungguhnya hati manusia dapat menjadi rusak disebabkan oleh beberapa perusak, di antaranya adalah bergantungnya seseorang kepada selain Allah.
Ketika Ibnul Qayyim t menjelaskan tentang perusak-perusak hati dalam Madârij as-Sâlikîn, beliau menerangkan bahwa bergantung kepada selain Allah -subhanahu wa ta’ala- termasuk perusak yang paling besar terhadap hati secara mutlak, karena tidak ada yang lebih berbahaya dan lebih dapat memutuskan hati dari kebaikan dan kebahagiaanya dari pada bergantung kepada selain Allah tersebut. Selain itu, apabila seseorang bergantung kepada selain Allah -subhanahu wa ta’ala-, maka ia akan diserahkan kepada objek yang menjadi tempat bergantungnya tersebut. (Madârij as-Sâlikîn, jilid 1, hlm. 492)
Orang yang bergantung kepada selain Allah telah merugi dengan kerugian yang besar karena telah bergantung kepada sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat dan madharat.
Ibnul Qayyim telah membuat perumpamaan berikut: “Perumpamaan orang yang bergantung kepada selain Allah itu laksana orang yang berteduh dari dingin dan panas dengan sarang laba-laba, yang merupakan selemah-lemahnya rumah” (Madârij as-Sâlikîn, jilid 1, hlm. 492)
Setelah mengetahui bagaimana pentingnya kembali, bergantung dan bersandar kepada Allah dalam segala urusan, maka kita akan mengetahui pentingnya melakukan shalat istikhârah dan membaca do’anya sebagaimana telah dijelaskan oleh Rasulullah n. Bahkan al-Imam al-Qurthubi mengatakan: “Sebagian ulama mengatakan: “Tidak sepantasnya bagi seseorang untuk maju dan memilih suatu perkara duniawi sampai ia meminta kepada Allah pilihan dalam hal itu dengan shalat istikhârah sebanyak dua rakaat “. (al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân, jilid 18, hlm. 306)
Semoga Allah memberi bimbingan kepada kita untuk dapat selalu bergantung kepada-Nya dan melindungi hati-hati kita dari sikap ketergantungan kepada selain-Nya.

Karena Itulah Aku Masuk Islam

Karena Itulah Aku Masuk Islam
Al-Husain bin Fahm -rahimahullah- berkata: Aku mendengar Yahya bin Aktsam -rahimahullah- bercerita: Dahulu Ma’mun –dan pada waktu itu ia telah menjadi seorang Amir- mempunyai majlis untuk berdiskusi. Lalu bersamaan dengan masuknya orang-orang masuklah seorang Yahudi yang berpenampilan rapi, berparas tampan dan memakai parfum yang wangi. Tatkala berbicara, perkataan dan ungkapannya pun bagus.
Kemudian tatkala majlis itu telah usai Ma’mun memanggilnya seraya berkata: Anda seorang Yahudi? Ya, jawabnya.
Ma’mun melanjutkan: Masuklah Islam, niscaya aku akan berikan apa yang engkau minta. Lalu ia memberi janji kepada orang itu.
Namun orang itu menjawab: Agamaku adalah agama nenek moyangku (yakni ia tetap memeluk Yahudi, pen). Kemudian ia pun pergi.
Yahya -rahimahullah- melanjutkan: Namun ternyata setelah setahun berlalu orang itu datang kembali majlis kami dalam keadaan telah memeluk agama Islam. 
Lalu ia berbicara tentang fikih dengan perkataan sangat bagus. Seusai majlis Ma’mun memanggilnya untuk kedua kalinya dan berkata: Bukankah engkau orang yang pernah datang kemari pada waktu itu?
Orang itu menjawab: Benar. Ma’mun bertanya kembali: Lalu, mengapa engkau masuk agama Islam?
Orang itu bercerita: Setelah aku pergi dari majlis ini pada waktu itu, aku ingin menguji agama-agama yang ada. Dan engkau tahu bahwa tulisanku amat bagus. Maka aku sengaja menulis kitab Taurat sebanyak tiga manuskrip, di dalamnya aku beri tambahan dan ada yang aku kurangi. Lalu aku memasukkannya ke rumah ibadah, tapi ternyara ketiganya dibeli dariku.
Demikian pula sengaja aku menulis kitab Injil sebanyak tiga manuskrip juga dengan memberinya tambahan-tambahan dan pengurangan. Lalu aku masukkan ke dalam gereja, dan tertanya ketiganya juga dibeli dariku.
Dan akhirnya aku sengaja menulis al-Qur`an sebanyak tiga manuskrip dengan menambahkan beberapa tambahan dan menguranginya. Lalu aku berikan kepada jasa penggadaan kitab, dan merekapun memeriksanya selembar demi selembar.
Tatkala mereka mendapatkan tambahan dan pengurangan di dalamnya, mereka membuang ketiga manuskrip tersebut dan tidak mau membelinya dariku. Maka aku mengetahui bahwa kitab ini dipelihara. Karena itulah aku masuk Islam.

Kehidupan Para Nabi Di Alam Barzakh

Kehidupan Para Nabi Di Alam Barzakh

Ada sebuah hadits yang menyatakan bahwa para Nabi ‘alaihimusholatu wassalam hidup di dalam kubur dan mereka mengerjakan shalat di dalamnya. Hadits tersebut shahih dan telah dishahihkan oleh para ulama di antaranya al-Baihaqi, al-Munawi dan al-Albani rahimahumullah.

LAFAZH HADITS
Rasulullah -shallallah alaihi wa sallam- bersabda:

الأَنْبِيَاءُ – صَلَوَاتُ اللهِ عَلَيْهِمْ – أَحْيَاءٌ فِي قُبُوْرِهِمْ يُصَلُّوْنَ

“Para Nabi shalawatullahu ‘alaihim hidup di kubur mereka seraya mengerjakan shalat.”
(Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, no. 621) [Faedah: Pada mulanya Syaikh al-Albani -rahimahullah- melemahkan hadits ini. Namun setelah mempelajarinya lebih mendalam akhirnya beliau menshahihkannya. Dan Syaikh menjelaskan ruju'nya itu dalam kitab agung beliau Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah jilid 2, hlm. 190.]
MAKNA HADITS
Syaikh al-Albani -rahimahullah- menjelaskan tentang makna hadits di atas: “Ketahuilah! Kehidupan para Nabi ‘alaihimusholatu wassalam yang ditetapkan hadits ini adalah kehidupan alam barzakh, sama sekali bukan kehidupan dunia. Oleh karena itu wajib mengimaninya tanpa menetapkan contohnya atau berusaha mencari-cari seperti apa itu atau menyamakannya dengan kehidupan dunia yang telah kita ketahui besama.
Inilah sikap yang wajib diambil oleh seorang mukmin, yaitu mengimani apa yang ada dalam hadits tanpa menambahnya dengan analogi dan logika akal seperti yang diperbuat oleh ahlu bid’ah, yang mana sebagian dari mereka sampai ada yang meyakini bahwa kehidupan Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- di dalam kubur adalah kehidupan hakiki! Mereka berkata: Beliau makan, minum dan menggauli istrinya. Padahal itu adalah kehidupan alam barzakh yang tidak dapat diketahui hakekat sebenarnya kecuali oleh Allah subhanahu wa ta’ala.” (Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, jilid 2, hlm. 190, penjelasan hadits no 621)

Renungan Malam, Agar Kita Mengoreksi diri
1. Barangsiapa yg merasa berat karena musibah, hendaklah ia mengingat kematian karena hal itu akan meringankannya. Dan barang siapa yg merasa disempitkan oleh suatu urusan, maka hendaklah ia mengingat kubur karena hal itu akan melapangkannya.. Imam Ali binAbiThalib kw
2. Dialog Imam Ja'far Shadiq dg salah satu muridnya: apa arti Syukur? Lalu muridnya menjawab ' Syukur adalah ketika kita memperoleh apa yg kita dpt, mengucap Alhamdulillah dan ketika blm memperolehnya kita Bersabar. Dijawab oleh Imam:' Yg spt itu adalah Anjing, ( kita bisa lihat perilaku anjing saat dpt makanan), lalu sang murid bertanya ' Ya Imam, lalu apa Syukur itu? Imam menjelaskan ' Jika kamu mendpatkan apa yg kamu peroleh, maka berbahagialah kpd org lain dan jika kamu belum mendptkan apa yg kamu cari ucapkan Alhamdulillah.
3. Benar benar mengherankan, seseorang merasa gembira akan kebaikan yg disematkan kepadanya sedang kebaikan itu tidak ada pada dirinya? Dan seseorang yg sedih terhadap keburukan yang dituduhkan pada dirinya sedang keburukan itu tak ada pada dirinya? (Imam Ali bin AbiThalib kw)
4. Imam Ali kw berkata : “Barangsiapa yang membaca Al Qur’an sedangkan ia berdiri dalam shalat, maka dalam setiap huruf ia akan mendapat seratus kebaikan, barangsiapa yang membacanya dalam keadaan duduk sewaktu shalat, maka ia akan mendapat dalam setiap huruf lima puluh kebaikan, barangsiapa yang membacanya di luar shalat sedangkan ia dalam keadaan suci, maka dalam setiap huruf ia akan akan mendapat dua puluh lima kebaikan dan barangsiapa yang membacanya tidak dalam keadaan suci, maka dalam setiap huruf ia akan mendapat sepuluh kebaikan.” (Dari buku "Nasehat Untukmu Wahai Saudaraku"
5. Fitnah, cacian, makian serta hasut selalu menjadi kawan beliau dari ancaman dari orang-orang yang belum mendapat petunjuk Allah SWT, dengan hati yang teguh prinsip dan yakin akan kebesaran Allah SWT dan Rasul-Nya tidak membuat gentar perjuangan beliau untuk berdakwah, sehingga Allah menghendaki beberapa murid yang mengikuti beliau untuk menggali ilmu kepadanya, dan Allah pun tidak mendiamkan hamba-hambanya yang berdekatan dengan beliau tanpa ujian. Cobaan terus berlanjut sampai akhirnya beliau di tinggal oleh Ayahandanya yaitu Al Habib Ja’far bin Umar Assegaf, kesabaran itulah jawabannya yang akhirnya Allah SWT mengizinkan dari hamba-hambanya yang hanya beberapa orang bertambah menjadi ratusan orang yang belajar menuntut ilmu kepadanya.
6. Tahun demi tahun berlalu ujianpun bertambah tetapi karunai Allah SWT selalu di atas kepalanya yang kepada akhirnya Allah SWT menghibur dengan memperbanyak para hamba-hambanya untuk mengikutinya dan di namai perkumpulannya dengan nama “Majlis Nurul Musthofa”.
7. Barangsiapa yg merasa berat karena musibah, hendaklah ia mengingat kematian karena hal itu akan meringankannya. Dan barang siapa yg merasa disempitkan oleh suatu urusan, maka hendaklah ia mengingat kubur karena hal itu akan melapangkannya.. Imam Ali binAbiThalib kw.
8. Semua yang baik sudah pasti benar. Namun tidak semua yg benar berarti baik. Kebaikan harus melalui filter kebenaran baru dpt menyandang kebaikan. Karena kebaikan melaksanakan sesuatu yg lebih setelah terpenuhi unsur kebenarannya (wajibnya). Sungguh tdk gampang menjadi org baik!
9. Allah Ta’ala berfirman seketika kalian meminta tolong kepada Allah Ta’ala dan Allah Ta’ala menjawab doa kalian. Malah semalam sebelum turunnya ayat ini Rasulullah SAW tidak bisa tidur, Beliau bermunajah dalam tahajudnya, “Ya Hayyu Ya Qoyyum”. Beliau banyak menangis. Beliau banyak memohon kepada Allah Ta’ala. Maka Sayidina Abu Bakar Ash Shiddiq رضي الله عنه yang bersama Nabi ikut menangis dan memeluk Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم dan berkata , “Cukup ya Rasulullah, Allah Ta’ala pasti akan mengabulkan doamu”. Dan Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم telah mengajarkan kepada kita bagaimana caranya mengetuk pintunya Allah Ta’ala dan memohon kepada Allah Ta’ala. Sebaik-baiknya hal yang ada didalam hati kita pada saat Allah Ta’ala sedang menatap hati dan bathin kita adalah bagi Allah menemukan dalam hati kita penyesalan atas kesalahan dan dosa-dosa kita. Dan sesungguhnya sebagaimana dalam hadits, orang mukmin; dia memandang dosa yang dia lakukan, dosa peribadinya itu bagai gunung yang ada di atas kepalanya yang sewaktu-waktu boleh menimpa dirinya dan membinasakannya. Adapun seorang munafik; menganggap dosa yang dia lakukan itu bagaikan lalat yang hinggap dihidungnya yang boleh dia usir bila-bala sahaja.
10. Ciptakanlah rasa rindu kepada Rasulullah SAW. Sebagaimana tercantum dalam firmanNya,“Rasulullah adalah karunia yang paling nyata.”Dengan perasaan rindu, akan membuat amal seseorang menjadi tinggi. Jika seseorang mempunyai ikatan batin (ta’alluq) dengan hal-hal yang rendah niscaya amalnya menjadi rendah pula.Lihatlah perasaan kerinduan Sayyidina Abubakar Ash-Shiddiq kepada Rasulullah SAW ketika beliau mendatangi rumahnya di waktu yang tidak seperti biasanya. Kemudian Rasulullah menyampaikan berita rahasia akan perintah Allah agar beliau SAW berhijrah. Segera Sayyidina Abubakar bertanya,“Apakah saya dapat menemani dirimu, wahai Rasulullah?” Rasullullah mengiyakan. Mendengar hal itu Sayyidina Abubakar menitikkan airmata bahagia karena kerinduannya kepada Rasulullah SAW. Sehingga Sayyidah Aisyah RA, yang ketika itu masih sangat belia usianya, berkata, “Baru kali ini aku melihat ada orang menangis karena bahagia.” Kerinduan Sayyidina Abubakar untuk berjuang bersama Nabi, untuk menemani Nabi, diganjar oleh Allah SWT dengan menemani Rasulullah, bersama-sama beliau SAW selama 3 hari 3 malam di Gua Tsur. by Abdul Kadir Assegaff
11. Hanya ada 1 (satu) surat yg isi nya dialog dgn Allah secara lgsg. yakni srt Alfateha sampe srt ini alfateha pun yg jd bentuk gerakan sholat
1. tiap2 Takbir Allahu Akbar a) Iyaka nabudu wa iyaka nasta'in ( Hanya Allah tempat ku menyembah dan memohon pertolongan ) b) ihdinash shirotol mustaqim ( berikanlah aku kekuatan untuk selalu mendapat petunjuk MU ya Allah ku ) (hanya Allah Swt tmpt ku menyembah & utk minta segala pertolongan NYA atas segala kebesaran Maha2NYA yg ada pd Asmaul husna,hingga aku mohon berilah aku selalu dan selama nya petunjuk untuk selalu di jalan MU ya Allah)
2, Sedekap sambil baca surat al fateha : (1)Bismillah hirrohman nirrohim….. = hanya ALLAH lah tempat ku meminta …
3.Ruku : Iyaka nabudu wa iyaka nasta'in (y Allah tempat ku memohon dari kesucian MU atas keburukan hamba MU ini y Allah , dsinilah kita membungkuk karena memikul dosa2 dan kesalahan yg begitu berat dalam menghadap kesucian ALLAH ) , jadi gerakan ruku ini menurut saya ‘’ betapa berat dosa2 yg saya PANGGUL karena kezoliman saya , saat saya menghadap dan bermohon dalam kesucian Allah Swt ‘’
4.sujud : a) alhamdulillahi robbil alamin (puja puji syukur atas segala nikmat yg Allah berikan shgg nikmat2 Allah itu sangat benar2 sangat ku rasakan , karena mati hati dan pikiran ku terbuka karena ini semua dari Engkau y Allah ku , bimbinglah aku agar menjadi hamba MU yg selalu bersyukur atas nikmat2 yg Engkau berikan )
b) arohman nirohim (Allah Maha Pengasih & Penyayang HANYA kpd org yg SABAR,IKHLAS , karena Allah sengaja ciptakan diri ku untuk DI UJI ketakwaan ku , apakah selama ini kita menjadi hamba kesayangan Allah , atau sebalik nya …)
c) maliki yaumidin ( krn hanya Allah pemilik hari akhir)
oleh karena itu dengan penuh syukur ku atas segala nikmat2 yg telah Allah berikan kpd diriku krn Allah nyata2 telah berikan kesempurnaan pd diri ku yg kmdn hidup ku untuk di uji agar menjadi mahluk MU (termasuk aku d dlm menjalankan mendirikan sholat dan bermohon kpd MU y Allah , dgn penuh KEPASRAHAN akan apa yg Engkau kehendaki pd setiap gerak kehidupan ku) agar aku menjadi hambu MU yg penuh Sabar & Ikhlas hingga Allah meminta diriku utk benar2 bertaqwa , agar diri ku selalu dlm kemuliaan MU sbg pemilik Tertinggi di hari Akherat)
5,duduk : wa iyaka nastain (doa permohonan , karena dengan permohonan ampunan lah agar Engkau ya Allah selalu menyayangi ku )
6.atahiyatul : izin aku y Allah atas nama MU dan penerang ciptaan MU melalui Rasulullah dan Nabi Ibrahim yg lurus :
a) ihdinash shirotol mustaqim
b) shirotol ladzina ...
(doa mohon minta agar Allah selalu memberi petunjuk ke seperti yg telah Allah berikan kpd Rasulullah dan Nabi Ibrahim As yg Lurus , agar segala pekerjaan ku d dunia ini hanya untuk melayani Engkau y Allah ku , agar aku tdk selalu menzolimi diri ku sendiri yg tanpa henti2ny baik yg ku sadari maupun yg tanpa ku sadari) AMIN .Argasetya Dumais on Facebook
12. Penuhilah hatimu dengan kecintaan terhadap saudaramu niscaya akan menyempurnakan kekuranganmu dan mengangkat derajatmu di sisi Allah. Barang siapa Semakin mengenal kepada allah niscaya akan semakin takut. Barang siapa yang tidak mau duduk dengan orang beruntung, bagaimana mungkin ia akan beruntung dan barang siapa yang duduk dengan orang beruntung bagaimana mungkin ia tidak akan beruntung. Barang siapa menjadikan kematiaannya sebagai pertemuan dengan sang kekasih (Allah), maka kematian adalah hari raya baginya. Barang siapa percaya pada Risalah (terutusnya Rasulullah), maka ia akan mengabdi padanya. Dan barang siapa percaya pada risalah, maka ia akan menanggung (sabar) karenanya. Dan barang siapa yang membenarkan risalah, maka ia akan mengorbankan jiwa dan hartanya untuknya. Kedekatan seseorang dengan para nabi di hari kiamat menurut kadar perhatiannya terhadap dakwah ini. Abdul Kadir Assegaff on facebook