Istigfar
Dengan Istighfar,Rizqi akan Mengalir
Read more
1 2 3 4 5

Cinta Rasulullah, Pasti Cinta Syariat

Jumat, 02 Maret 2012

cinta rosulilloh berarti cinta syariat


BANYAK orang sering mengklaim mencintai Rasulullah Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم). Kecintaan kepada Nabiullah, merupakan suatu hal yang harus ada dalam diri setiap muslim, karena itu adalah tanda bukti keimanannya. Mencintai dan mentaati beliau berarti mencintai dan mentaati Allah Subhanahu wa-ta'ala. Namun amat disayangkan, sebagian kaum muslimin saat ini ada yang salah dalam mewujudkan cintanya kepada
 Rasulullah Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) dengan melakukan hal-hal yang tidak dicontohkan, baik oleh Nabi sendiri maupun oleh para sahabat. Bahkan, ada yang hanya mencukupkan diri dengan banyak mengucapkan shalawat , namun realitas kesehariannya,
perilakunya justru bertolak belakang dengan sikap Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم).
Mencintai Rasulullah harus dibuktikan dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan syariat. Wujud sebenarnya bagaimana mencintai Rasulullah adalah dengan melihat kehidupan para shahabat dan generasi sesudah mereka. Mereka membuktikan rasa cintanya dengan tidak pernah membantah apa yang diperintahkan Rasulullah Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) dan selalu berusaha untuk meniru semua sisi pribadi beliau. Karena itu, amat disayangkan, jika ada di antara kaum muslimin yang mengaku mengenal dan mencintai Rasulullah, Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) namun tidak mengikuti dan mengamalkan sunnahnya.
Kewajiban Mencintai Rasulullah










Sebagai seorang seorang muslim, kita berkewajiban untuk mencintai Rasul Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) . Allah Subhanahu wa-ta'ala berfirman:
قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
”Katakanlah, ’Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatir kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Allah Subhanahu wa-ta'ala dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.’ Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (At-Taubah: 24)
Ayat ini cukup menjadi bukti keharusan untuk mencintai Rasulullah Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم). Bahkan ayat tersebut juga menunjukkan begitu besar hak Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) untuk dicintai, sebab dalam ayat tersebut Allah Subhanahu wa-ta'ala memberikan ancaman bagi orang-orang yang lebih mencintai harta, keluarga, dan anak-anak daripada mencintai Allah dan Rasul-Nya. Bahkan di akhir ayat, Allah menggolongkan orang-orang yang mempraktekkan hal tersebut sebagai orang yang sesat dan tidak mendapatkan hidayah dari Allah Subhanahu wa-ta'ala.
Kualitas iman kita sangat ditentukan dengan sejauh mana cinta kita kepada Rasulullah. Orang yang memiliki iman yang sempurna selalu memposisikan cintanya kepada Rasul Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) dengan posisi urutan pertama dibandingkan cintanya kepada manusia lain. Cintanya kepada Rasulullah melebihi cintanya kepada orang tua, istri/suami dan anaknya, bahkan dirinya sendiri. Sebagaimana sabda Rasulullah Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) : “Tidaklah sempurna iman salah seorang kamu sehinga aku lebih dicintai dari kedua orang tuanya dan anak-anaknya.” Dalam riwayat yang lain, Rasulullah: “Tidaklah sempurna iman seseorang sehingga aku lebih dicintai dari dirinya sendiri.” (HR. Ahmad)

Makna dan Urgensi Cinta Nabi
Orang yang memperoleh cinta Allah dan Rasul-Nya pasti akan memperoleh kebahagian di dunia dan di akhirat. Tentunya dengan mengamalkan Al-Quran dan Sunnah Rasul Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم). Allah Subhanahu wa-ta'ala telah menegaskan dalam Al-Quran bahwa prasyarat untuk mendapatkan cinta-Nya adalah harus mengikuti Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)  terlebih dahulu. Dengan kata lain, mencintai Rasulullah berarti mencintai Allah. Mengikuti petunjuk Rasul adalah syarat mutlak untuk mendapatkan cinta Allah Subhanahu wa-ta'ala.
Sebagaimana firman-Nya;
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihimu dan mengampuni dosa-dosamu.” (Ali Imran: 31). Inilah substansi dari makna mencintai Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم).
Dalam kitab “Syarh Riyadhus Shaalihiin”, Syaikh al-Utsaimin rahimahullah berkata, “Ayat ini disebut oleh sebagian ulama dengan ayat ujian, karena Allah menguji suatu kaum yang mengaku bahwa mereka mencintai Allah seraya berkata, “Kami mencintai Allah.” Ini adalah pengakuan yang mudah tetapi pengakuan ini mengandung konsekuensi.
Allah Subhanahu wa-ta'ala berfirman: “Katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikuti Aku.” Atau, barangsiapa yang mengaku mencintai Allah dan tidak mengikuti Rasulullah Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم), maka pengakuannya itu tidak benar, tetapi dia pembohong karena di antara tanda kecintaan kepada Allah adalah mengikuti Rasul-Nya.”
Selain itu, masih banyak ayat lain yang memerintahkan kita untuk mengikuti Rasululah Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) (lihat An-Nisa’’: 59, 65, dan 80,  Ali Imran: 31, Al-A’raf: 158, al-Ahzab: 21, al-Hasyr: 7, al-ahzab: 36, an-Nur: 36, syura: 52, an-najm: 3-4, dan sebagainya).
Allah Subhanahu wa-ta'ala memuji akhlak Rasul Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) dan menjadikannya sebagai sosok teladan dan idola yang wajib diikuti.
Allah berfirman; “Sesunggguhnya engkau benar-benar berakhlak yang agung.” (Al-Qalam: 4). Dan Allah Subhanahu wa-ta'ala berfirman, “Sesunggguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab: 21).
Muhammad bin Ali at-Tirmizi berkata, “Yang dimaksud dengan meneladani Rasul Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam adalah mengikuti jejak beliau, mengamalkan Sunnahnya, serta meninggalkan larangannya, baik yang berupa perkataan maupun perbuatan.”
Banyak Hadits yang menjelaskan tentang kewajiban dan makna mencintai Rasulullah. Di antaranya sabda beliau, “Al-Quran itu terasa sulit bagi orang yang membencinya, padahal Al-Quran merupakan alat untuk menetapkan suatu hukum. Barangsiapa yang berpegang kepada Haditsku, memahami dan menghafalnya, maka dia kelak akan datang bersama Al-Quran. Barangsiapa yang meremehkan Al-Quran dan Haditsku, maka dia akan merugi di dunia dan di akhirat. Ummatku telah diperintahkan untuk mendengarkan sabdaku, mentaati perintahku dan mengikuti Sunnahku. Maka barangsiapa ridha terhadap sabdaku, berarti telah ridha kepada Al-Quran.”
Rasulullah juga bersabda, “Sesungguhnya bani Israil tercerai berai menjadi tujuh puluh dua golongan, dan sesungguhnya ummatku akan bercerai-berai menjadi tujuh puluh tiga golongan. Kesemuanya akan berada di dalam neraka, kecuali hanya satu golongan saja.” Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?” Rasulullah bersabda, “Mereka itu adalah orang yang memegang ajaranku dan ajaran para sahabatku sekarang ini.”
Beliau juga bersabda, “Barangsiapa menghidupkan salah satu dari Sunnahku yang telah dimatikan sepeninggalku, maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi kadar pahala mereka yang telah mengamalkan Sunnah ini sedikitpun. Barangsiapa membuat sebuah bid’ah sesat yang tidak dirihai oleh allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan dosa sebanyak dosa orang yang telah mengamalkan bida’ah itu tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.”  (HR Tirmidzi)
Bahkan mentaati Rasul Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) merupakan syarat untuk masuk surga. Rasulullah Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) bersabda, “Setiap umatku akan masuk surga, kecuali yang enggan. Seorang sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah yang enggan itu? Beliau menjawab, “Barangsiapa yang taat kepadaku maka ia masuk surga. Dan barangsiapa yang tidak mentaatiku maka ia enggan (masuk surga).” (HR. Bukhari)
Dari beberapa ayat Al-Quran dan Hadits diatas, dapatlah disimpulkan bahwa makna cinta kepada Rasul Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) berarti mentaati perintah dan larangan Rasulullah Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم), mengikuti petunjuk beliau, mengamalkan dan menghidupkan Sunnah beliau.
Oleh karena itu, para ulama telah sepakat bahwa agar diterimanya ibadah seseorang harus memenuhi dua syarat; Pertama, ikhlas. Kedua, mengikuti petunjuk Rasulullah Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم). Bila salah satu syarat ini tidak terpenuhi atau keduanya, maka amal ibadahnya tidak diterima sehingga menjadi sia-sia.
Al-Fudhail bin ‘Iyadh berkata, “Yang paling baik amalnya adalah yang paling ikhlas dan yang paling benar. Bila amal itu ikhlas namun tidak benar, maka amal itu tidak diterima. Sebaliknya, bila amal itu benar namun tidak ikhlas, maka amal itu tidak diterima. Amal itu diterima jika benar dan ikhlas. Orang yang ikhlas itu, bila amalnya untuk Allah Subhanahu wa-ta'ala. Dan orang yang benar itu, bila amalnya berdasarkan sunnah”.
Berpegang perkataan al-Fudhail bi ‘Iyadh di atas, Ibnu Katsir menafsirkan firman Allah Subhanahu wa-ta'ala, “Dan Siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang-orang yang ikhlas menyerahkan diri kepada Allah, sedangkan diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus. Allah mengambil menjadi menjadi kesayangan-Nya.” (An-Nisa’:125).
Ibnu Katsir berkata, “Ketika amal perbuatan kehilangan salah satu dari dua syarat ini (ikhlas dan benar), maka amal perbuatan ini menjadi rusak. Siapa yang kehilangan keikhlasan, maka orang itu menjadi munafik, yaitu memperlihatkan amalnya kepada manusia (riya’). Dan siapa yang kehilangan ketaatan kepada Rasulullah (landasan sunnah), maka orang itu sesat dan bodoh. Siapa yang memenuhi kedua syarat itu, itulah perbuatan orang-orang beriman yang amal mereka diterima (dengan alasan) lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan diampuni kesalahan-kesalahan mereka”.
Tanda-tanda cinta kepada Rasulullah
Orang yang mencintai sesuatu biasanya akan lebih mengutamakan sesuatu yang dicintainya itu. Dia akan selalu patuh, taati dan mengikuti orang yang dicintai. Baginya, sang kekasih adalah figur dan idolanya. Jika tidak sampai seperti itu, maka pengakuan cintanya perlu dipertanyakan kembali.
Oleh karena itulah, orang yang telah mengaku dirinya telah mencintai seharusnya memperlihatkan tanda-tanda kecintaanya tersebut.
Dalam kitabnya “Asy- Syifaa Bi Ta’riifi Huquuqil Mushthafaa”, al-Qadhi Iyadh rahimahullah (wafat 544 H), seorang ulama besar dari Andalusia, menyebutkan tanda-tanda orang yang mencintai Rasul Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم), yaitu:
Pertama, mengikuti Sunnah Rasul Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم), baik yang berupa perkataan maupun perbuatan. Dia akan mengerjakan seluruh perintah Rasul Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم), menjauhi larangannya dan berperilaku seperti beliau dalam keadaan suka dan duka.
Kedua, lebih memprioritaskan ajaran syariat Rasulullah Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) sehingga rela untuk mengeyampingkan dorongan syahwatnya.
Ketiga, membenci manusia karena Allah, bukan berdasarkan dendam pribadi.
Keempat, seringkali menyebut-nyebut nama baginda Rasulullah Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم). Sebab seseorang yang yang mengaku cinta kepada sesuatu, maka dia pun akan sering kali menyebut-nyebut sesuatu yang dia cintai itu.
Kelima, seringkali merasa rindu untuk bertemu dengan Rasulullah, sebab setiap pecinta itu akan sangat senang bila dengan kekasihnya.
Keenam, menghormati dan memuliakan sang kekasih ketika namanya disebut. Dia akan memperlihatkan sikap khusyu’ dan merasa tersentuh takkala mendengar nama Rasulullah.
Ketujuh, mencintai orang-orang yang mencintai Nabi Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) dan orang-orang yang dicintai oleh beliau, seperti keluarga Rasulullah dan para sahabat. Namun jika ada yang mengaku mencitai Nabi, sementara masih mencaci-maki sahabat-sahabat yang dicintai Nabi, mereka bukan golongan Nabi.
Kedelapan, membenci orang-orang yang memusuhi Rasulullah dan orang-orang yang dibenci oleh beliau.
Kesembilan, mencintai Al-Quran yang telah dibawa oleh Rasulullah Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم). Kesepuluh, mencintai ummat Nabi Muhammad dan suka memberikan nasihat kepada mereka.
Kesepuluh, hidup zuhud di dunia dan rela untuk fakir.
Karenanya, menjadi pertanyaan besar bagi kita semua. Bagaimana kita mengaku diri mencintai Nabi, dan berharap Nabi juga mencintai kita?  Sedang banyak di antara kita justru terang-terangan melawan/memusuhi bahkan secara terang-terangan bersikap sinis dengan Syariat Islam?
Semoga kita termasuk orang-orang yang mencintai Rasulullah Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) dan mencintai Syariat Allah, agar kita juga dicintai oleh Allah Subhanahu wa-ta'ala dan dimasukkan kedalam surga-Nya. Amin!!
Penulis adalah Dosen IAIN Ar-Raniry, kandidat program Doktor (Ph.D) bidang Ushul Fiqh, IIUM

Red: Cholis Akbar

sumber di Kutip dari Hidayatollah.com

0 komentar:

Posting Komentar

Renungan Malam, Agar Kita Mengoreksi diri
1. Barangsiapa yg merasa berat karena musibah, hendaklah ia mengingat kematian karena hal itu akan meringankannya. Dan barang siapa yg merasa disempitkan oleh suatu urusan, maka hendaklah ia mengingat kubur karena hal itu akan melapangkannya.. Imam Ali binAbiThalib kw
2. Dialog Imam Ja'far Shadiq dg salah satu muridnya: apa arti Syukur? Lalu muridnya menjawab ' Syukur adalah ketika kita memperoleh apa yg kita dpt, mengucap Alhamdulillah dan ketika blm memperolehnya kita Bersabar. Dijawab oleh Imam:' Yg spt itu adalah Anjing, ( kita bisa lihat perilaku anjing saat dpt makanan), lalu sang murid bertanya ' Ya Imam, lalu apa Syukur itu? Imam menjelaskan ' Jika kamu mendpatkan apa yg kamu peroleh, maka berbahagialah kpd org lain dan jika kamu belum mendptkan apa yg kamu cari ucapkan Alhamdulillah.
3. Benar benar mengherankan, seseorang merasa gembira akan kebaikan yg disematkan kepadanya sedang kebaikan itu tidak ada pada dirinya? Dan seseorang yg sedih terhadap keburukan yang dituduhkan pada dirinya sedang keburukan itu tak ada pada dirinya? (Imam Ali bin AbiThalib kw)
4. Imam Ali kw berkata : “Barangsiapa yang membaca Al Qur’an sedangkan ia berdiri dalam shalat, maka dalam setiap huruf ia akan mendapat seratus kebaikan, barangsiapa yang membacanya dalam keadaan duduk sewaktu shalat, maka ia akan mendapat dalam setiap huruf lima puluh kebaikan, barangsiapa yang membacanya di luar shalat sedangkan ia dalam keadaan suci, maka dalam setiap huruf ia akan akan mendapat dua puluh lima kebaikan dan barangsiapa yang membacanya tidak dalam keadaan suci, maka dalam setiap huruf ia akan mendapat sepuluh kebaikan.” (Dari buku "Nasehat Untukmu Wahai Saudaraku"
5. Fitnah, cacian, makian serta hasut selalu menjadi kawan beliau dari ancaman dari orang-orang yang belum mendapat petunjuk Allah SWT, dengan hati yang teguh prinsip dan yakin akan kebesaran Allah SWT dan Rasul-Nya tidak membuat gentar perjuangan beliau untuk berdakwah, sehingga Allah menghendaki beberapa murid yang mengikuti beliau untuk menggali ilmu kepadanya, dan Allah pun tidak mendiamkan hamba-hambanya yang berdekatan dengan beliau tanpa ujian. Cobaan terus berlanjut sampai akhirnya beliau di tinggal oleh Ayahandanya yaitu Al Habib Ja’far bin Umar Assegaf, kesabaran itulah jawabannya yang akhirnya Allah SWT mengizinkan dari hamba-hambanya yang hanya beberapa orang bertambah menjadi ratusan orang yang belajar menuntut ilmu kepadanya.
6. Tahun demi tahun berlalu ujianpun bertambah tetapi karunai Allah SWT selalu di atas kepalanya yang kepada akhirnya Allah SWT menghibur dengan memperbanyak para hamba-hambanya untuk mengikutinya dan di namai perkumpulannya dengan nama “Majlis Nurul Musthofa”.
7. Barangsiapa yg merasa berat karena musibah, hendaklah ia mengingat kematian karena hal itu akan meringankannya. Dan barang siapa yg merasa disempitkan oleh suatu urusan, maka hendaklah ia mengingat kubur karena hal itu akan melapangkannya.. Imam Ali binAbiThalib kw.
8. Semua yang baik sudah pasti benar. Namun tidak semua yg benar berarti baik. Kebaikan harus melalui filter kebenaran baru dpt menyandang kebaikan. Karena kebaikan melaksanakan sesuatu yg lebih setelah terpenuhi unsur kebenarannya (wajibnya). Sungguh tdk gampang menjadi org baik!
9. Allah Ta’ala berfirman seketika kalian meminta tolong kepada Allah Ta’ala dan Allah Ta’ala menjawab doa kalian. Malah semalam sebelum turunnya ayat ini Rasulullah SAW tidak bisa tidur, Beliau bermunajah dalam tahajudnya, “Ya Hayyu Ya Qoyyum”. Beliau banyak menangis. Beliau banyak memohon kepada Allah Ta’ala. Maka Sayidina Abu Bakar Ash Shiddiq رضي الله عنه yang bersama Nabi ikut menangis dan memeluk Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم dan berkata , “Cukup ya Rasulullah, Allah Ta’ala pasti akan mengabulkan doamu”. Dan Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم telah mengajarkan kepada kita bagaimana caranya mengetuk pintunya Allah Ta’ala dan memohon kepada Allah Ta’ala. Sebaik-baiknya hal yang ada didalam hati kita pada saat Allah Ta’ala sedang menatap hati dan bathin kita adalah bagi Allah menemukan dalam hati kita penyesalan atas kesalahan dan dosa-dosa kita. Dan sesungguhnya sebagaimana dalam hadits, orang mukmin; dia memandang dosa yang dia lakukan, dosa peribadinya itu bagai gunung yang ada di atas kepalanya yang sewaktu-waktu boleh menimpa dirinya dan membinasakannya. Adapun seorang munafik; menganggap dosa yang dia lakukan itu bagaikan lalat yang hinggap dihidungnya yang boleh dia usir bila-bala sahaja.
10. Ciptakanlah rasa rindu kepada Rasulullah SAW. Sebagaimana tercantum dalam firmanNya,“Rasulullah adalah karunia yang paling nyata.”Dengan perasaan rindu, akan membuat amal seseorang menjadi tinggi. Jika seseorang mempunyai ikatan batin (ta’alluq) dengan hal-hal yang rendah niscaya amalnya menjadi rendah pula.Lihatlah perasaan kerinduan Sayyidina Abubakar Ash-Shiddiq kepada Rasulullah SAW ketika beliau mendatangi rumahnya di waktu yang tidak seperti biasanya. Kemudian Rasulullah menyampaikan berita rahasia akan perintah Allah agar beliau SAW berhijrah. Segera Sayyidina Abubakar bertanya,“Apakah saya dapat menemani dirimu, wahai Rasulullah?” Rasullullah mengiyakan. Mendengar hal itu Sayyidina Abubakar menitikkan airmata bahagia karena kerinduannya kepada Rasulullah SAW. Sehingga Sayyidah Aisyah RA, yang ketika itu masih sangat belia usianya, berkata, “Baru kali ini aku melihat ada orang menangis karena bahagia.” Kerinduan Sayyidina Abubakar untuk berjuang bersama Nabi, untuk menemani Nabi, diganjar oleh Allah SWT dengan menemani Rasulullah, bersama-sama beliau SAW selama 3 hari 3 malam di Gua Tsur. by Abdul Kadir Assegaff
11. Hanya ada 1 (satu) surat yg isi nya dialog dgn Allah secara lgsg. yakni srt Alfateha sampe srt ini alfateha pun yg jd bentuk gerakan sholat
1. tiap2 Takbir Allahu Akbar a) Iyaka nabudu wa iyaka nasta'in ( Hanya Allah tempat ku menyembah dan memohon pertolongan ) b) ihdinash shirotol mustaqim ( berikanlah aku kekuatan untuk selalu mendapat petunjuk MU ya Allah ku ) (hanya Allah Swt tmpt ku menyembah & utk minta segala pertolongan NYA atas segala kebesaran Maha2NYA yg ada pd Asmaul husna,hingga aku mohon berilah aku selalu dan selama nya petunjuk untuk selalu di jalan MU ya Allah)
2, Sedekap sambil baca surat al fateha : (1)Bismillah hirrohman nirrohim….. = hanya ALLAH lah tempat ku meminta …
3.Ruku : Iyaka nabudu wa iyaka nasta'in (y Allah tempat ku memohon dari kesucian MU atas keburukan hamba MU ini y Allah , dsinilah kita membungkuk karena memikul dosa2 dan kesalahan yg begitu berat dalam menghadap kesucian ALLAH ) , jadi gerakan ruku ini menurut saya ‘’ betapa berat dosa2 yg saya PANGGUL karena kezoliman saya , saat saya menghadap dan bermohon dalam kesucian Allah Swt ‘’
4.sujud : a) alhamdulillahi robbil alamin (puja puji syukur atas segala nikmat yg Allah berikan shgg nikmat2 Allah itu sangat benar2 sangat ku rasakan , karena mati hati dan pikiran ku terbuka karena ini semua dari Engkau y Allah ku , bimbinglah aku agar menjadi hamba MU yg selalu bersyukur atas nikmat2 yg Engkau berikan )
b) arohman nirohim (Allah Maha Pengasih & Penyayang HANYA kpd org yg SABAR,IKHLAS , karena Allah sengaja ciptakan diri ku untuk DI UJI ketakwaan ku , apakah selama ini kita menjadi hamba kesayangan Allah , atau sebalik nya …)
c) maliki yaumidin ( krn hanya Allah pemilik hari akhir)
oleh karena itu dengan penuh syukur ku atas segala nikmat2 yg telah Allah berikan kpd diriku krn Allah nyata2 telah berikan kesempurnaan pd diri ku yg kmdn hidup ku untuk di uji agar menjadi mahluk MU (termasuk aku d dlm menjalankan mendirikan sholat dan bermohon kpd MU y Allah , dgn penuh KEPASRAHAN akan apa yg Engkau kehendaki pd setiap gerak kehidupan ku) agar aku menjadi hambu MU yg penuh Sabar & Ikhlas hingga Allah meminta diriku utk benar2 bertaqwa , agar diri ku selalu dlm kemuliaan MU sbg pemilik Tertinggi di hari Akherat)
5,duduk : wa iyaka nastain (doa permohonan , karena dengan permohonan ampunan lah agar Engkau ya Allah selalu menyayangi ku )
6.atahiyatul : izin aku y Allah atas nama MU dan penerang ciptaan MU melalui Rasulullah dan Nabi Ibrahim yg lurus :
a) ihdinash shirotol mustaqim
b) shirotol ladzina ...
(doa mohon minta agar Allah selalu memberi petunjuk ke seperti yg telah Allah berikan kpd Rasulullah dan Nabi Ibrahim As yg Lurus , agar segala pekerjaan ku d dunia ini hanya untuk melayani Engkau y Allah ku , agar aku tdk selalu menzolimi diri ku sendiri yg tanpa henti2ny baik yg ku sadari maupun yg tanpa ku sadari) AMIN .Argasetya Dumais on Facebook
12. Penuhilah hatimu dengan kecintaan terhadap saudaramu niscaya akan menyempurnakan kekuranganmu dan mengangkat derajatmu di sisi Allah. Barang siapa Semakin mengenal kepada allah niscaya akan semakin takut. Barang siapa yang tidak mau duduk dengan orang beruntung, bagaimana mungkin ia akan beruntung dan barang siapa yang duduk dengan orang beruntung bagaimana mungkin ia tidak akan beruntung. Barang siapa menjadikan kematiaannya sebagai pertemuan dengan sang kekasih (Allah), maka kematian adalah hari raya baginya. Barang siapa percaya pada Risalah (terutusnya Rasulullah), maka ia akan mengabdi padanya. Dan barang siapa percaya pada risalah, maka ia akan menanggung (sabar) karenanya. Dan barang siapa yang membenarkan risalah, maka ia akan mengorbankan jiwa dan hartanya untuknya. Kedekatan seseorang dengan para nabi di hari kiamat menurut kadar perhatiannya terhadap dakwah ini. Abdul Kadir Assegaff on facebook